loading...

Saturday 30 April 2016

Shalat

Shalat sangat penting bagi setiap Muslim. Shalat merupakan tiang agama. Dengan shalat, menjadi pembeda antara kita dengan non Muslim.

TERKADANG terlintas dalam benak kita, kenapa kita harus shalat? Apa yang akan kita dapatkan dari shalat? Padahal, shalat hanya gerakan-gerakan sederhana, yang kita lakukan pada waktu-waktu bersantai. Sehingga waktu istirahat kita terganggu akibat diisi dengan shalat?

Jika hal itu masih ada dalam benak pikiran Anda, maka segera hapuslah. Sebab, shalat bukan hanya perintah dari Allah SWT semata. Shalat memiliki keistimewaan tersendiri bagi kita sebagai seorang Muslim. Dan shalat memiliki urgensi tersendiri bagi kita. Apakah itu?

Shalat itu tiang agama. Siapa yang menunaikan shalat, berarti ia menegakkan agama. Dan siapa yang meninggalkan shalat, berarti ia meruntuhkan agama.

Bila kita memperhatikan sebuah bangunan, tiang berfungsi sebagai penyangga. Apa jadinya bila bangunan berdiri tanpa penyangga? Pasti ambruk, kan? Apa artinya pula bangunan dengan tiang penyangga yang rapuh? Lama-lama ambruk juga, kan?

Dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah ﷺ bersabda, “Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat,” (HR. At-Tirmidzi).

Shalat juga pembeda keimanan dengan kekufuran. At-Tirmidzi kembali meriwayatkan dari Buraidah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Ikatan janji antara kami (umat Islam) dengan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat. Maka barangsiapa meninggalkan shalat, berarti ia kafir.”

Adapun Muslim meriwayatkan dalam shahih-nya, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya batas antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.”

Selain itu, shalat merupakan amalan pokok yang akan dihisab pertama kali. At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya amal perbuatan yang pertama kali dihisab pada seseorang nanti di hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya bagus, maka berbahagia dan beruntunglah dia. Namun, jika shalatnya rusak, maka menyesal dan merugilah ia…”

Sebuah perintah ketaatan dari Allah SWT akan menjadi beban bagi yang kurang berilmu. Semakin bertambah ilmunya, beban itu berubah menjadi kewajiban. Kita mengerjakan shalat, layaknya bekerja kepada majikan. Kita khawatir tidak mendapatkan upah dan mendapatkan sanksi bila tidak mengerjakannya. Kita mengerjakannya karena berharap untuk memasuki surga dan takut masuk ke dalam neraka.

Semakin lama, kewajiban itu berubah menjadi kebutuhan. Kita mengerjakan shalat, karena kita membutuhkannya. Kalau belum mengerjakan, serasa ada yang kurang. Dengan shalat, hati menjadi tenang, jiwa menjadi riang dan segenap permasalahan menemukan jalan keluar. Kita pun merasakan bahwa kitalah yang membutuhkan shalat. Andai tiada shalat, tiada kesempatan berkomunikasi dengan Allah SWT, betapa berat menghadapi aneka problematika hidup.

Lebih nikmat lagi, bila mengerjakannya karena rasa syukur dan cinta kepada Allah SWT. Dan kita merindukan saat istimewa itu. Berkomunikasi dengan Allah, sebagaimana bercengkerama dengan kekasih kita. Rasulullah ﷺ sangat mendalam cintanya kepada Allah. Hingga pernah dalam menunaikan shalat, kakinya menjadi bengkak. Mengapa demikian? Karena beliau berlama-lama dan menemukan kenikmatan luar biasa dalam shalatnya.

Shalat penting dalam kehidupan seorang Muslim. Selain pembeda antara keimanan dan kekafiran, ia merupakan amalan yang pertama kali dihisab, juga dapat menjadi sarana untuk mengahadapi segala problematika hidup. Hudzaifah berkata, “Kebiasaan nabi ﷺ jika menghadapi kesulitan adalah segera melakukan shalat,” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

No comments:

Post a Comment