loading...

Sunday 26 June 2016

Ini Kedahsyatan Membaca Surah Yasin

Surat Yasin banyak menjelaskan tentang akidah dan keimanan seorang muslim. Keutamaan surat ini adalah ampunan yang diberikan Allah SWT bagi orang yang senantiasa membacanya untuk mendapatkan ridha Allah. Rasulullah SAW bersabda,

"Barang siapa membaca surat Yasin setiap malam karena Allah SWT, maka dosanya diampuni". (HR Ahmad).

Di dalam buku Kedahsyatan Membaca Alquran, karya Amirulloh Syarbini, apabila seseorang membaca surat Yasin untuk menghadapi permasalahan yang sangat sulit, maka Allah akan memberi kelancaran padanya.

Jika surat Yasin dibacakan pada orang yang akan meninggal dunia (sakaratul maut), dapat mempermudahkan keluarnya roh dari orang yang mengalami sakaratul maut. Dan bila dibacakan kepada orang yang telah meninggal dunia, maka dia akan mengundang rahmat dari Allah dan berkah dari-Nya.

Surat Yasin diturunkan di kota Makkah sesudah diturunkannya surat Jin. Surat Yasin merupakan jantungnya Alquran. Rasulullah SAW bersabda

"Jantung Alquran itu ialah surat Yasin. Tidaklah dibaca akan dia oleh seseorang yang menghendaki keridhaan Allah dan keselamatan di hari akhirat, melainkan Allah mengampuni akan dosanya" (HR Abu Daud).

Selain itu, surat Yasin diyakini mengandung banyak keutamaan, seperti sabda Rasulullah SAW, "Setiap sesuatu mempunyai hati. Adapun hari Alquran adalah Yasin. Maka barang siapa yang membaca Yasin, maka Allah menulis baginya (pahala) membaca Alquran 10 kali, selain Yasin". (HR Tirmidzi).

Pada buku Tafsir Surat Yasin, karya Syaikh Khamami Zadah, surat Yasin termasuk surat Makiyah, sebab turunnya surat ini orang-orang kafir berkata: "Sungguh, Muhammad bukanlah Nabi dan bukan pula Rasul, namun dia hanyalah anak yatim dari Abu Thalib. Dia tidak pernah pergi ke suatu tempat belajar dan tidak pula mempelajari ilmu pengetahuan dari seorang guru. Bagaimana mungkin dia bisa menjadi Nabi?". Allah SWT menolak perkataan orang-orang kafir tersebut, kemudian menurunkan surat Yasin, dan bersaksi dengan Dzat-Nya yang Maha agung terhadap kerasulan dan kenabian Muhammad SAW. Allah SWT berfirman, "Wahai Muhammad, jika orang-orang kafir ingkar terhadap kerasulanmu, maka kamu jangan bersedih karena hal itu. Aku sendiri bersaksi bahwa engkau sungguh-sungguh termasuk golongan para rasul".

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Perbanyaklah membaca surat ini (Yasin), karena di dalamnya terdapat banyak keistimewaan".

Pada suatu ketika, terdapat seseorang yang lapar, dan orang tersebut membaca surat Yasin. Allah SWT pun menurunkan anugerah-Nya dengan mengenyangkan orang tersebut. Apabila seseorang sedang mengalami ketakutan, maka Allah akan menghilangkan rasa kekhawatiran akan ketakutannya usai membaca surat Yasin. Selain itu apabila seseorang yang sedang terlilit utang membaca surat Yasin, maka Allah akan menyelamatkan dia dari segala utang-utangnya.

Keutamaan-keutamaan surat Yasin antara lain:

1. Sesungguhnya Allah SWT membaca surat Taha dan surat Yasin sebelum menciptakan Nabi Adam 2000 tahun. Ketika itu, para malaikat mendengarkan Alquran dan para malaikat berkata alangkah bahagianya suatu umat yang diturunkan kepada mereka surat ini.

2. Apabila seseorang datang untuk berziarah kemudian membaca surat Yasin, maka seseorang yang telah meninggal tersebut akan diringankan azabnya. Orang yang membaca surat Yasin akan mendapatkan pahala.

3. Surat Yasin adalah jantung Alquran, apabila seseorang membaca surat Yasin maka Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti mengkhatamkan Alquran sepuluh kali.

4. Jika seseorang membaca surat Yasin dengan tujuan mendapatkan pahala dari Allah SWT maka dia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Membaca surat Yasin pada tengah hari, maka semua hajatnya akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, "Lazimkan olehmu membaca surat Yasin, maka di dalamnya ada dua puluh berkat. Jikalau yang membaca orang lapar maka ia akan dikenyangkan. Jikalau yang membaca orang telanjang (orang tak mampu membeli pakaian) maka ia akan dikaruniai pakaian. Bila ia bujang maka ia akan cepat jodohnya. Bila ia takut, ia akan diberi keamanan. Bila ia sakit maka ia akan diberi kesembuhan" (HR Ali bin Abi Thalib)

Friday 24 June 2016

Menjemput Malam Lailatul Qadar

SUBHANALLAH, seorang mukmin yang sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya pasti sangat merindukan Lailatul Qadar. Karena malam itu teramat istimewa, malam dengan kadar lebih baik dari 1.000 bulan, atau 83 tahun 3 bulan, khoirun min alfi syahrin; malam turunnya para Malaikat dengan dipimpin langsung Malaikat Jibril atas izin-Nya,tanazzalul Malaaikatu warruuhu; malam penuh kedamaian hingga terbit fajar, salaamun hiya hatta mathla’il fajri.

Malam ini sungguh tidak ternafikan sebagai malam yang sangat terasa nikmat. Apalagi jika menikmatinya dengan beriktikaf di masjid. Tercecaplah puncak kedekatan diri dengan Allah, sehingga air mata pun tidak terbendung lagi. Surah Al-Qodar [97] turun karena menunjukkan keistimewaan malam yang terjadinya pada Asyrul Awaakhir, 10 akhir Ramadhan ini.

Adapun untuk mengenali malam indah ini, Rasul SAW bersabda, ”Malam Lailatul Qadar bersih, tidak sejuk, tidak panas, tidak berawan padanya, tidak hujan, tidak ada angin, tidak bersinar bintang dan daripada alamat siangnya terbit matahari dan tiada cahaya padanya (suram).” (HR Muslim).

Berikut ini kiat untuk menjemputnya.

Pertama, benar-benar bersemangat untuk meraihnya diawali dengan meluruskan niat semata ingin ridha Allah SWT. ”Barang siapa melaksanakan ibadah pada malam Lailatul Qadar dengan didasari keimanan dan harapan untuk mendapatkan keridhaan Allah, maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni.” (HR Bukhari Muslim).

Kedua, bermujahadah dalam ibadah, Sungguh, Rasul tercinta pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan, lebih bermujahadah melebihi kesungguhan beliau di waktu lainnya. (HR Muslim). Seperti berpuasa dengan tanpa maksiat, membaca Alquran dengan pemahaman dan penghayatan dan menunaikan shalat Tarawih tanpa putus dan dengan tumaninah.

Ketiga, melaksanakan kewajiban Syariat Allah, seperti zakat maal bagi hartawan, jika wanita taatlah dengan berjlibab.

Keempat, beriktikaf di masjid. Abu Said menceritakan tentang iktikaf Rasulullah di masjid yang ketika itu berlantaikan tanah dan tergenang air. “Aku melihat pada kening Rasulullah ada bekas lumpur pada pagi hari Ramadhan.” (HR Muslim).

Kelima, dengan selalu terjaga dalam kekhusyukan ibadah, tidak banyak tidur dan ngobrol. Justru memburai air mata yang mengalir tak terbendung karena rindu perjumpaan dengan-Nya, takut murka-Nya dan karena merasa banyak dosa.

Keenam, berazam dan bersumpah untuk taubatan nashuha; tidak kembali maksiat dan tidak akan menzalimi dan menyakiti siapapun lagi.

Ketujuh, wajib minta maaf kepada siapa pun termasuk kepada keluarga atau sahabat yang pernah ia sakiti. Karena jika tidak, akan menjadi hijab (penghalang) bagi doa dan ibadahnya.

Kedelapan, tiada waktu berlalu sia-sia kecuali banyak berzikir, istighfar, shalawat, wudhu terjaga dan kesenangan bersedekah.

Kesembilan, berdoalah sungguh sungguh, yakin penuh harap.

“Wahai Rasulullah,” tanya Aisyah, “Bagaimana menurutmu andai aku mendapatkan Lailatul Qadar? Doa apa saja yang harus aku baca?” Beliau bersabda, “Ucapkanlah, Ya Allah! Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Maha Mulia, dan Engkau menyukai ampunan. Maka ampunilah aku,” (HR Tirmidzi).

Allahu Akbar, akankah kita yang meraihnya? Kepastiannya hanya milik Allah. Tapi, teruslah meniti jalan ketaatan kepada-Nya. Karena boleh jadi kita adalah di antaranya. Jika setelah malam indah itu berlalu kita adalah yang semakin kuat akidahnya, semakin rajin dan menikmati ibadahnya, akhlak yang semakin mulia.

Dalam halihyaaus sunnah (menghidupkan amal sunnah) kita semakin bersemangat, kepada keluarga dan umat manusia selalu berkasih sayang, ketakwaan kita semakin tampak dan dirasakan oleh diri, keluarga dan sahabat kita, dan air mata kita mudah meleleh karenaliqoouhu, kerinduan berjumpa dengan-Nya. Jika ya, boleh jadi kita adalah yang telah berhasil meraihnya.

Allahumma ya Allah, ampunilah seluruh dosa kami dari mulai akil baligh hingga waktu Engkau wafatkan kami, terimalah amal ibadah kami, tobat kami, berkahi sisa-sisa umur kami dalam aktivitas Syariat dan Sunnah Nabi-Mu, berilah pada kami keistimewaan Lailatul Qodar, dan wafatkan kami semua husnul khootimah. Aamiin.

Saturday 11 June 2016

Ulama Abul Hasan Ali An Nadwi, Ketika Wafatnya, Dua Masjid di Dua Kota Suci Mensholatkannya


Syeikh Abul Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi merupakan seorang ulama dan pemikir Islam yang ulung. Beliau dilahirkan pada 6 Muharram 1333H / 23 November 1914M di Takia Kala, Rae Berily, India. Nama asli beliau ialah Ali bin Abdul Hayy bin Fakhruddin bin Abdul Aliy al-Hasani. Nasabnya sampai kepada Hasan bin Ali bin Abi Talib r.a. Beliau amat beruntung karena dilahirkan dan dibesarkan dalam sebuah keluarga yang amat berpegang teguh dengan ajaran Islam. Ayahnya Sayyid Abdul Hayy adalah seorang ulama di India dan ibunya juga seorang pendidik dan penghapal  al Quran serta syair-syair sejarah Islam dalam bahasa Urdu.

Dilahirkan dalam keluarga yang mementingkan ilmu, tidak heranlah minat membaca beliau terbentuk  sejak kecil . Beliau gemar mengkoleksi  kitab dan mempunyai perpustakaan  sendiri yang dinamakan sebagai Maktabah Abil Hasan Ali (Perpustakaan Abul Hasan Ali).

Sejak kecil juga Syeikh Abul Hasan telah didik dengan berbagai  ilmu pengetahuan meliputi bahasa Arab, nahu, syair, sastera Arab, tafsir, fiqh, hadis dan sebagainya. Banyak  kalangan gurunya datang dari India dan ada juga di antara mereka yang datang dari Madinah. Pada awalnya, beliau hanya belajar di rumah dan di madrasah Nadwatul Ulama. Setelah itu beliau melangkah keperingkat yang lebih tinggi di Universiti Lucknow dan di kampus ini  beliau berhasil mendapatkan nilai tertinggi dalam bidang Bahasa Arab. Kemudian beliau meneruskan lagi pengembaraan ilmunya hingga membawa beliau ke Lahore. Di sinilah dia bertemu dengan seorang sarjana dan pemikir  dunia Islam yaitu Dr. Muhammad Iqbal. Kekaguman beliau dengan karya-karya Iqbal mendorong beliau untuk menterjemahkan beberapa syair Iqbal dari Bahasa Urdu kepada Bahasa Arab, walaupun usianya pada ketika itu hanya sekitar 15 tahun saja.

Sifat Pribadi

Pribadi Syeikh Abul Hasan sangat sederhana, zuhud, berlapang dada serta terpancar keikhlasan dakwahnya sehingga membuatkan beliau disukai dalam pergaulan.

Beliau adalah seorang yang berpribadi zuhud dan tidak membedakan antara manusia dalam dakwahnya,  membuatkan ulama terkenal Mesir, Dr Yusuf al-Qaradhawi pun mengkagumi kepribadian beliau.

Dr Yusuf al-Qaradhawi berkata: “Saya mengenali kepribadiannya dan juga karya-karyanya. Saya mendapati pada dirinya hati seorang muslim yang sejati dan pemikiran Islam yang asli. Saya mendapati beliau sentiasa hidup dengan Islam dan untuk Islam. Saya kira bukan saya saja yang mencintainya tetapi semua orang yang mengenalinya pasti mencintainya, bahkan siapa saja yang lebih mengenalinya pasti akan bertambah kecintaan terhadapnya.”

Dakwah dan Pendiriannya

Mencontohi pendekatan dakwah ulama’-ulama’ terdahulu seperti Imam As Sirhindi r.a dan Maulana Ilyas r.a, serta beberapa tokoh Islam , Syeikh Abul Hasan telah membawa suatu manhaj dakwah dan tarbiyah yang menyeluruh, dengan menggabung  beberapa manhaj dan pendekatan, menjadi suatu kombinasi di antara gerakan Islam lama yang berkah dengan sistem aplikasi yang bermanfaat. Menurut beliau, kefahaman terhadap dasar-dasar dakwah akan menjadikan seorang dai  benar-benar berdakwah untuk Allah bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya atau lainnya. Prinsip yang perlu ada ialah berdakwah untuk kebaikan umat seluruhnya bukan untuk keuntungan kelompok atau diri sendiri. Dasar-dasar yang digariskan beliau dalam melaksanakan dakwah itu merupakan himpunan prinsip  dasar “At Tasallub Fi Al Usul” iaitu tegas pada prinsip dan “Al Murunah Fi Al Wasail” yakni aplikasi  dalam pelaksanaan.

Usaha gigih Syeikh Abul Hasan dalam menyampaikan kalimat haq bukan sahaja dikagumi oleh dunia Islam malah mendapat penghormatan  dari masyarakat Barat khususnya di Eropa. Banyak undangan ceramah dan seminar yang beliau terima dari institusi-institusi terkemuka di Eropa seperti di Geneva, Paris, Cambridge, Oxford, Glasgow, Edinburgh dan Spanyol. Rata-rata dikalangan pendakwah dan mereka yang terlibat dalam dunia pendidikan, baik di Timur maupun di Barat mengenali tokoh ini. Malah adakalanya walaupun tidak berkesempatan mengenali pribadi beliau secara langsung tetapi apabila kita membaca hasil-hasil karyanya kita akan merasakan seolah-olah beliau adalah guru kita yang duduk bersama-sama kita.

An-Nadwi juga begitu peka dengan sistem pendidikan dan banyak mengkritik golongan orientalis yang menyelewengkan fakta mengenai Islam. Dari segi faktor keagamaan, tujuan orientalis adalah menyebarkan agama Kristian dan mencoba memaparkan  keunggulannya dibanding  agama Islam. Di samping itu, mereka coba membangkitkan rasa bangga terhadap kepercayaan mereka ke dalam jiwa anak-anak muda Islam. Dari segi politik, golongan orientalis adalah utusan barat ke negara-negara Islam dengan tujuan membuat penyelidikan yang berhubung dengan adat, bahasa, tabiat dan jiwa orang-orang timur. Melalui cara ini, barat dapat meluaskan kekuasaan dan pengaruhnya ke atas umat Islam. Walaupun begitu, ada juga golongan orientalis yang membuat penyelidikan semata-mata kerana rasa minat mereka terhadap ilmu.

Tujuan orientalis  hanya ingin mencari kelemahan tentang Islam dan mengemukakannya untuk maksud politik maupun keagamaan.

Menurut an-Nadwi, umat Islam sekarang menghadapi kejumudan pemikiran atau mengendapnya kecerdasan akal yang menimpa sarjana Islam atau pusat-pusat pengkajian Islam. Begitu juga, jarang ditemui ulama yang dapat meyakinkan generasi muda mengenai keunggulan Islam dan keabadian ajaran agama dalam menjalani  kehidupan serta menyingkap takbir kelemahan-kelemahan peradaban barat..

Beliau turut menggariskan beberapa faktor yang menyebabkan kefahaman ini dapat menawan jiwa orang-orang Islam. Antaranya ialah  kelemahan orang Islam dari sudut keimanan, ijtihad dan ilmu pengetahuan. Fikiran menjadi sempit dan keghairahan terhadap agama mereka telah lenyap sama sekali. Dan  para ulama tidak memainkan peranan yang sebenarnya dan tidak pula berusaha untuk memimpin orang Islam lain terutama anak-anak muda Islam. Serta penjajahan yang berlaku ke atas negara-negara umat Islam. Bahkan sebagian orang-orang Islam mengkagumi falsafah barat yang dianggap mengandungi kebenaran dan kemajuan.

An-Nadwi berpendapat bahawa jalan yang paling selamat dalam mendidik umat Islam ialah kembali beriman kepada Alllah sebagaimana Rasulullah dahulu telah melaksanakannya . Kemungkaran dan kerusakan adalah berawal  dari keengganan manusia untuk kembali kepada  nubuwwah. Hanya dengan kembali kepada bentuk didikan awal saja,  manusia masa kini dapat diselamatkan sebagaimana manusia pada zaman dahulu diselamatkan oleh Rasulullah. Oleh itu, beliau menyarankan umat Islam kembali kepada madrasah kerasulan.

An-Nadwi menggunakan manhaj dakwah dengan berdasarkan  kepada al-Quran kemudian hadith dan sirah serta kisah-kisah para sahabat. Ini jelas terbukti dalam bukunya Rawa’i min adab al-da’wah yang mana beliau mengambil contoh-contoh dakwah para nabi-nabi yang bersumberan al-Quran dan al-Hadith.Di samping itu, beliau mengakui manhaj itu mungkin berbeda dari satu tempat dari satu tempat yang lain karena dakwah harus juga melihat kondisi lingkungan. Oleh karena itu, dakwah yang berkesan ialah dakwah yang menyentuh  realita yang ada. Al-Nadwi juga menyarankan memahami al-Quran dengan mendalam, sejarah dakwah dan tokoh-tokoh dakwah serta adab-adab Islam.

Sebuah Karya Yang Membuka Mata Dunia

Siapa yang tidak terkesan bila mana membaca karya agung beliau yang berjudul “Apakah Kerugian Dunia Akibat Kemunduran Umat Islam” yang pernah pada suatu ketika menggoncang hati para pemimpin dan ulama’ di dunia Arab. Hingga sekarang karya yang berusia lebih 50 tahun itu, tetap menjadi rujukan umat seluruh dunia malah telah diterbitkan dalam berbagai-bagai bahasa seperti Inggeris, Parsi, Urdu, Arab, Hindi, bahasa Indonesia dan lain-lain. Beliau telah berhasil membuka pandangan sempit pemimpin dunia Islam yang menganggap bahwa kekayaan material yang dimiliki oleh masyarakat Eropa adalah segala-galanya sedangkan mereka di sana telah bankrut dari segi pemikiran dan kerohanian. Dengan pandangannya yang tajam, Syeikh Abul Hasan an-Nadwi berhasil membawa suatu pemikiran yang berguna untuk mengeluarkan umat manusia daripada kungkungan hidup jahiliyah modern kepada naungan Islam . Sebagaimana yang beliau nukilkan bahwa hanya umat Islam saja yang layak untuk  mengatur dunia ini, tanpa Islam dunia akan menghadapi penderitaan dan kerugian walaupun manusia memiliki segala kecanggihan dan kemudahan hidup.

Dijemput Ilahi

Setelah hampir seluruh usianya dihabiskan dengan perjalanan ilmu dan dakwah, menyeru umat Islam agar kembali teguh kepada al-Quran dan sunnah, maka pada tengah hari Jum’at, 23 Ramadhan 1420H / 31 Disember 1999M, beliau telah dijemput Allah SWT pulang ke sisiNya ketika sedang bersiap-siap untuk menghadiri solat Jum’at di kediamannya, ketika usianya mencapai 85 tahun. Mengenang jasa beliau yang telah dicurahkan untuk kepentingan agama, maka telah diadakan solat jenazah ghaib di dua tanah suci yaitu di Masjidil Haram di Makkah al Mukarramah dan di Masjid Nabawi di Madinah al Munawwarah pada malam 27 Ramadhan 1420H.

Kepergiannya dirasakan sebagai suatu kehilangan permata yang amat berharga. Perjuangan dakwahnya yang tidak mengenal noda itu, seharusnya menjadi contoh oleh generasi kini. Beliau pernah berpesan kepada generasi muda bahawa para pemuda  Islam yang bakal memimpin umat pada masa akan datang sangat perlu diisi dengan ilmu, tazkiyah ruhiyah, semangat juang dan sifat zuhud dari dunia. Kalau tidak, akan diombang ambing dan akan dipecundangi dalam menghadapi ujian  akhir zaman. Kepiawaian  lidah dalam berucap dan keluasan ilmu belum dapat memberi kesan yang terbaik kalau tidak disertai dengan kekuatan rohani yang mantap.

Selamat jalan wahai mujahid. Semoga Allah SWT mencucuri rahmat yang luas ke atasmu dan semoga engkau bersama-sama dengan para anbiya’, auliya’ dan para kekasih Allah. Amin.