loading...

Wednesday 30 September 2020

Direktur KSKK Akan Memberikan Kuota Gratis Untuk Guru dan Siswa Untuk Mengakses E-Learning Madrasah

Pandemi Covid -19 memaksa lembaga pendidikan khususnya Madrasah untuk melakukan pembelajaran jarak jauh yang dimana Madrasah harus memberikan pelayanan senyaman mungkin agar siswa dapat menyerap pembelajaran sebagaimana siswa melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.

Dengan penerapan belajar jarak jauh / belajar dirumah tentu Madrasah harus terus berinovasi untuk menyajikan pembelajaran jarak jauh yang efektif dan bisa menyalurkan pengetahuan dengan maksimal.

Direktur KSKK Akan Memberikan Kuota Gratis Untuk Guru dan Siswa Untuk Mengakses E-Learning Madrasah
Selain daripada Madrasah untuk pembelajaran jarak jauh ini Kemenag melalui Direktur KSKK menyajikan inovasi yang sangat keren yakni membuat aplikasi E-learning Madrasah yang dimana dari waktu ke waktu terus dikembangkan oleh pihak developer untuk memberikan fasilitas yang memadai dan juga Direktur KSKK sebelumnya memberikan domain gratis untuk akses E-Learning untuk Madrasah yang mempunyai keterbatasan dalam menyediakan server dalam mengonlinekan E-Learning Madrasah dan pada saat ini Direktur KSKK kembali membawa kabar bahagia untuk Madrasah meringankan beban guru dan siswa dalam melakukan pembelajaran online yakni memberika kuota gratis untuk guru dan siswa dalam mengakses E-Learning Madrasah.

Untuk mendapatkan kuota gratis untuk guru dan siswa dalam mengakses E-Learning Madrasah maka bapak/ibu bisa mendapatkannya dengan melakukan tahapan - tahapan yang diberikan yaitu :

  1. Buka laman web https://elearning.kemenag.go.id/
  2. Kemudian login dengan akun Madrasah masing - masing
  3. Setelah itu pada layar Dasboard ada notif tentang pemberian Kuota Gratis Untuk Guru dan Siswa Untuk Mengakses E-Learning Madrasah
  4. Selanjutnya Bapak/Ibu klik Lakukan Pendaftaran Domain
  5. Setelah itu isi form yang telah disediakan dan selanjutnya klik Lakukan Pendaftaran Domain
  6. Selanjutnya kita tinggal menunggu.
Silakan like & share group ini, untuk melihat info seputar pendidikan dan info - info lainnya.

Monday 28 September 2020

Dirjen Minta Pendidikan Islam Perkuat Budaya Digital

 

Pandemi Covid-19 memaksa penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan internet atau secara dalam jaringan (daring). Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani berharap kondisi saat ini bisa dijadikan momentum untuk memperkuat budaya digital (digital culture).

Menurutnya, digitalisasi saat ini sudah menjadi tuntutan, bahkan kebutuhan. “Untuk menjadi madrasah hebat bermartabat, kita harus membangun sistem digital yang kuat. Kita tidak bisa lagi bekerja hanya secara manual, pelan-pelan kita harus mulai mengarah pada penguatan digital culture,” terang pria yang akrab disapa Dhani ini saat membuka Sosialisasi Regulasi Kelompkok Kerja Madrasah (KKM) dan Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas), di Bogor, Senin (28/09).

Rapat tatap muka ini diikuti peserta terbatas, 13 Kepala Seksi perwakilan Kanwil Kemenag Provinsi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Hadir juga, Dra Hj Sakdiyah dan Dr Ainur Rofiq, Kasubdit GTK Ditjen Pendis. 

Dhani mencontohkan sejumlah madrasah unggulan binaan Kemenag, antara lain Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia dan MAN Model. Menurutnya, peningkatan mutu pembelajaran pada madrasah tersebut juga karena ditopang oleh system IT yang bagus.

Terkait regulasi, Dhani berharap agar bisa dijadikan sebagai panduan dalam pelaksanaan tugas di lapangan. Menurutnya, regulasi KKM dan Pokjawas sudah disusun dengan pilihan diksi yang tepat agar tidak multitafsir (simple), mudah diimplementasikan, berorientasi pada pengembangan, serta mudah diukur.

“Regulasi ini KKM dan Pokjawas cukup jelas, simple, tidak multitafsir sehingga mudah diterapkan dan diukur. Pelajari, pedomani, dan laksanakan,” pesannya.

Hadir mendampingi, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Muhammad Zain menambahkan hal baru dalam regulasi KKM dan Pokjawas adalah terkait pendelegasian kewenangan ( delegation of authority). Ke depan, persoalan yang sangat lokal agar diselesaikan oleh KKM dan Pojawas tingkat lokal. “Jadi tidak seluruh persoalan harus dibawa ke Kankemenag Kab/Kota,  Provinsi atau bahkan ke pusat. Regulasi ini memperkuat pendelegasian kewenangan kepada KKM dan Pokjawas,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Zain, KKM dan Pokjawas juga diberi amanah untuk memperkuat fungsi pembinaan atau mentoring. KKM dan Pokjawas harus mampu mengkoordinasi sejumlah madrasah unggul, baik dari aspek leadership, manajemen dan lainnya, untuk melakukan pembinaan terhadap madrasah lainnya, terutama swasta. 

“Jika ini diperkuat insya Allah layanan pendidikan madrasa ke depan akan menjadi lebih baik,” tandasnya. 

Untuk melihat atau ingin mengetahui kabar - kabar terbaru tentang pendidikan, silakan like dan share halaman ini.

Libatkan Kelompok Disabilitas, Kemenag Bangun Lingkungan Kerja Inklusif di Madrasah

 

Kementerian Agama melibatkan kelompok disabilitas dalam proyek Realizing Education's Promise - Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR). Bekerja sama dengan Thisable Enterprise, Kemenag merekrut teman disabilitas untuk menjadi garda layanan Madrasah Digital Care. 

Mereka berperan sebagai Live Agent Customer Service yang menjawab pertanyaan dan melayani konsultasi warga madrasah dan masyarakat umum terkait pelaksanaan proyek REP-MEQR melalui fitur yang terdapat di portal https://madrasahreform.kemenag.go.id dan https://mrc.kemenag.go.id.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, pelibatan mereka adalah wujud komitmen lembaga dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Ia meyakini penyandang disabilitas pun dapat berperan penting dalam menyukseskan proyek peningkatan kualitas madrasah yang didanai Bank Dunia.

“Teman-teman disabilitas perlu kesempatan untuk bisa berdaya. Lingkungan kerja yang inklusif bisa menjadi sarana mengubah lingkungan kerja menjadi lebih baik karena melatih toleransi serta belajar saling memahami dan menghargai,” kata Ali Ramdhani di Jakarta, Senin (28/09). 

Menurutnya, penyandang disabilitas memiliki kekurangan dan kelebihan sebagaimana manusia lainnya. Mereka merupakan aset bangsa yang dapat berkembang sesuai talentanya. Ramdhani menyebut, teman disabilitas dalam konteks ini bukan saja mereka yang menjadi staf pendukung proyek, tapi juga warga madrasah yang terdiri dari guru, tenaga kependidikan, dan siswa madrasah. 

Karenanya, kata dia, upaya menciptakan lingkungan yang inklusif di madrasah adalah keniscayaan. “Kita ingin menciptakan lingkungan yang ramah dan terbuka buat teman-teman disabilitas itu agar hak dan kesempatan mereka untuk berkontribusi bagi pendidikan dapat terpenuhi,” jelasnya. 

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ahmad Umar menambahkan, upaya ini dilakukan Kementerian Agama dengan menggandeng Thisable Enterprise. Lembaga ini merupakan wirausaha sosial yang berdiri sejak 2011 dengan misi memberdayakan disabilitas Indonesia secara ekonomi di dunia kerja. 

"Kami sepakat untuk bersinergi dan Thisable Enterprise siap memasok tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menyokong kegiatan Kementerian Agama terutama di bidang pendidikan," tutur Umar.

Hal senada disampaikan Chief Operating Office Thisable Enterprise Nicky Clara. Dia mengatakan, “Kami berkomitmen menciptakan lebih banyak disabilitas unggul dan dapat berkarya bersama di Kementerian Agama untuk mewujudkan Indonesia yang lebih inklusif.”

Fitur Layanan Virtual Madrasah Digital Care dapat diakses melalui laman https://madrasahreform.kemenag.go.id dan https://mrc.kemenag.go.id mulai 1 Oktober 2020. Sebelum dilayani oleh para Live Agent, masyarakat akan terlebih dahulu terhubung dengan Chatbot yang dilengkapi Artificial Intelligence yang mampu menjawab pertanyaan dalam waktu kurang dari 3 detik.

Friday 25 September 2020

Kemenag Uji Publik KMA Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan


Kementerian Agama melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah melakukan uji publik Keputusan Menteri Agama (KMA) tentang Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam Jabatan. Uji publik dilakukan secara Daring dan Luring di Bandung, Jumat (25/09).

Uji publik melibatkan para Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), Direktur Pendidikan pada Dirjen Bimas Hindu, Budha, Katolik dan Kristen, serta perwakilan Biro Hukum dan KLN Sekretariat Jenderal, jajaran pejabat Direktorat GTK Madrasah, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah dan Kepala Seksi GTK Kanwil Kemenag se-Indonesia, serta tim penyusun.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani, menuturkan bahwa regulasi KMA yang sedang diuji publik sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan PPG bagi guru binaan Kementerian Agama.

“Dengan terbitnya KMA, akan menjadi payung hukum dan memberikan dampak yang lebih besar, tidak hanya digunakan sebatas komunitas muslim saja, tetapi pada ruang-ruang keagamaan yang lebih luas yang di dalamnya ada komunitas non muslim,” terang Ramdhani di Bandung, Jumat (25/09).

Dikatakan Ramdhani, melalui KMA, diharapkan PPG dapat ditangani lebih serius dengan membentuk kepanitian berskala nasional, dan memiliki PIC yang bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan. Hal ini, menurutnya, akan memiliki kekokohan dalam membuat repository mengenai eksistensi guru-guru melalui SIAGA, SIMPATI untuk guru-guru di madrasah agar dapat menjadi lebih optimal.

Dirjen berharap, dengan adanya KMA Pendidikan Profesi Guru, penguatan kompetensi guru akan lebih optimal, serta sebagai payung hukum akan memberikan ruang yang semakin nyata dan memperkokoh PPG sebagai salah satu pola pendidikan mainstream.

“Semoga dengan kualitas PPG yang kuat, madrasah kita semakin kokoh, peserta didik kita semakin bermutu, serta pengetahuan agamanya memadai,” harap Ramdhani.

Direktur GTK Madrasah, Muhammad Zain, menyampaikan bahwa melalui pelaksanaan uji publik KMA Pendidikan Profesi Guru, diharapkan pihaknya mendapatkan masukan-masukan dari banyak pihak, sehingga akan menghasilkan KMA yang memiliki kualitas yang bagus.

“Kegiatan ini sangat penting, dan kami berharap lewat mekanisme ini berbagai masukan, pandangan, sekaligus kritikan disampaikan. Sehingga nanti, setelah menjadi KMA tidak menimbulkan masalah baru,” ujar Zain.

Sebagai pembahas, Direktur Pendidikan Tinggi dan Keagamaan Islam (PTKI), Suyitno, memberikan apresiasi terhadap langkah yang dilakukan oleh tim perumus. Menurutnya,  KMA perlu dirancang agar khusus mapel berbasis pada PTKIN, panitia nasionalnya ada di Kementrian Agama.

“Perlu adanya finalisasi konsep tersebut agar memudahkan guru madrasah mata pelajaran keagaaman,” ujarnya.

Kepala Seksi Bina Guru MI dan MTs Mustofa Fahmi, menambahkan setelah KMA PPG dalam Jabatan terbit, akan dibentuk Panitia Nasional PPG di Kementerian Agama. “Susunan Panitia Nasional melibatkan para Pimpinan Perguruan Tinggi  baik PTKI maupun Perguruan Tinggi Umum, Direktur Pendidikan Agama pada Dirjen Bimas Hindu, Budha, Katolik dan Kristen, serta unsur Ditjen Pendis serta Ditjen GTK Kemendikbud,” terang Fahmi.

Menurut Fahmi yang juga selaku Sekretaris Pokja PPG Kementerian Agama, dengan hadirnya KMA dan Panitia Nasional di Kemenag, diharapkan Sistem Informasi yg akan digunakan di Kemenag semakin lebih mandiri. “Sistem seperti SIMPATIKA (untuk Guru Madrasah, Katolik dan Hindu) dan SIAGA (untuk Guru PAI, Kristen dan Budha) bisa semakin dioptimalkan fiturnya dengan dukungan anggaran yang memadai,” ujarnya.

Wednesday 23 September 2020

Kemenag Gandeng 5 Operator, Beri Paket Data Gratis ke Siswa Madrasah

 

Dirjen Pendidikan Islam M Ali Ramdhani

Banyak cara yang dilakukan oleh Kementerian Agama untuk membantu siswa madrasah sekaligus meringankan orang tua mereka. Saat kebutuhan biaya internet meningkat seiring pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ), Kemenag menggandeng lima operator telekomunikasi untuk memberikan paket data secara cuma-cuma.

“Pandemi Covid-19 mengharuskan siswa madrasah belajar dari rumah dengan PJJ. Tentu kebutuhan kuota internet meningkat dan ini bisa membebani orang tua. Kami telah bersinergi dengan  Telkomsel , Indosat, XL Axiata, Tri, dan Smartfren memberikan kartu perdana gratis kepada siswa madrasah,” terang Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani, di Jakarta, Rabu (23/09). 

“Langkah ini kita ambil untuk meringankan beban ekonomi orang tua saat pandemic yang bersumber dari dana di luar APBN,” sambung pria yang akrab dipanggil Dhani ini. 

Menurutnya, upaya lain untuk membantu madrasah di tengah pandemi terus dilakukan. Misalnya, Kemenag saat ini tengah mengusulkan anggaran untuk menunjang pelaksanaan PJJ di madrasah kepada Kementerian Keuangan. “Kita masih upayakan. Kita sedang mengajukan usulan anggaran khusus bantuan penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh di madrasah,” tegasnya.

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ahmad Umar menambahkan, upaya meringankan beban siswa madrasah sudah dilakukan sejak masa awal pandemi. Kemenag misalnya segera mengeluarkan kebijakan yang membolehkan penggunaan dana BOS untuk menunjang kegiatan PJJ. “Kami pada awal Juni juga sudah melakukan kerjasama dengan provider untuk memberi paket data dengan harga terjangkau bagi siswa dan guru madrasah,” ujarnya.

Untuk kerjasama kali ini, lanjut Umar, paket data diberikan secara gratis dalam bentuk kartu perdana. Adapun besaran kuotanya, berbeda-beda sesuai kesepakatan kerjasama yang ditandatangi  dua belah pihak.

XL Axiata misalnya, menurut Feby Sallyanto yang mewakili perusahaan, pihaknya  akan menyalurkan bantuan berupa kartu SIM gratis kepada para pelajar madrasah dengan kuota 30GB. Kartu tersebut  bisa mereka manfaatkan selama dua bulan. “Mekanisme penyaluran bantuan akan dilakukan dengan cara pendistribusian kartu SIM kepada madrasah di seluruh Indonesia,” terang Feby.

Layanan yang sama akan diberikan PT Indosat. Perusahaan ini memberikan Paket Kartu Perdana gratis, dan didalamnya sudah ada paket internet 30 GB. "Paket tersebut bisa digunakan siswa madrasah di seluruh Indonesia, kapan dan dimana saja untuk mengakses situs, portal, serta IP yang ada hubungannya dengan pembelajaran," ujar SVP - Head of Regional & SME Fully Humaeroh.

Smartfren juga telah meluncurkan promo gratis kuota 30 GB yang dapat digunakan pelanggan untuk mengakses Ruangguru  tanpa biaya.  Smartfren juga telah membagikan MiFi dan kartu perdana gratis guna mendukung kegiatan belajar mengajar. "Semoga melalui kerja sama dengan Kementerian Agama, Smartfren dapat membantu terlaksananya kegiatan belajar jarak jauh sekaligus menjaga semangat para siswa dan tenaga pengajar di seluruh Indonesia untuk menggapai berbagai peluang baru,” ujar Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys.

Tri Indonesia juga siap mendukung program pembelajaran jarak jauh. Provider ini akan memberikan 10.000 kartu dengan total kuota 27 GB, terdiri atas 7 GB kuota internet regular di semua jaringan, 20 GB untuk Aplikasi Pendidikan. "Semoga melalui Kerjasama dengan Kementrian Agama, Tri Indonesia dapat membantu terlaksananya kegiatan belajar jarak jauh untuk para guru dan siswa,” kata Wakil Presiden Direktur PT Hutchison 3 Indonesia Muhammad Buldansyah.

Sementara Telkomsel, akan menyediakan kartu perdana dengan kuota data 10GB dari Paket MBJJ (Merdeka Belajar Jarak Jauh) senilai Rp10, dan dilengkapi paket renewal dengan kuota 11GB senilai Rp5000. Telkomsel akan melakukan distribusi kartu perdana khusus tersebut kepada institusi madrasah yang telah mendaftarkan diri di sistem pendataan online Kementerian Agama.

“Telkomsel merasa senang dapat kembali menjalin kolaborasi bersama Kementerian Agama sehingga bisa terus bergerak maju bersama mendampingi institusi pendidikan tingkat madrasah di seluruh Indonesia dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran jarak jauh secara efektif dan efisien," tutur PoH Direktur Sales Andri Wibawanto.

Kemenag Finalisasi Regulasi Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan


Kementerian Agama sedang memfinalisasi regulasi pelaksanaan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan. Penyiapan perangkat regulasi ini diperlukan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan PPG bagi guru binaan Kementerian Agama.

“PPG menjadi program unggulan yang didamba para guru karena dinilai mampu memotivasi dan semakin meningkatkan kinerja dan profesionalitas mereka. Apalagi, PPG juga mendukung kesejahteraan berupa tunjangan profesi. Karenanya, regulasi PPG harus diperkuat,” jelas Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Muhammad Zain dalam Forum Group Discussion PPG (Angkatan II) yang berlangsung di Bogor, Selasa (22/09).

FGD ini diikuti para Pengelola PPG pada beberapa Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK), Pengelola PPG pada Direktorat Jenderal Bimas Hindu, Buddha, Katolik, dan Kristen, serta perwakilan Biro Hukum dan KLN Sekretariat Jenderal.  

Menurut Zain, peran Kelompok Kerja (Pokja) PPG di Kementerian Agama harus semakin dioptimalkan. Sehingga, pokja mampu bersinergi dengan Panitia Nasional di Kemendikbud dan beberapa pihak terkait lainnya. 

“Tahun 2020, kuota pelaksanaan PPG dalam Jabatan bagi Guru Madrasah dan PAI harus dilakukan moratorium karena anggarannya digunakan untuk program penanggulangan Covid-19,” ungkapnya. 

“Saya harap para guru bisa memaklumi situasi pandemi ini. Saya juga mengajak para guru memanfaatkan momen ini untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti PPG tahun 2021,” pungkasnya. 

Kepala Seksi Bina Guru MI dan MTs Mustofa Fahmi menambahkan, selain memfinalisasi draft Keputusan Menteri Agama tentang Penyelenggaraan PPG dalam Jabatan, FGD juga membahas rumusan kebijakan tentang mekanisme pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa (UKM) PPG bagi para Retaker (guru yang menjadi mahasiswa PPG namun belum lulus uji pengetahuan pada UKMPPG). Selain itu, didiskusikan juga penyelesaian pembukaan Prodi PPG pada LPTK PTKIN maupun Bimas, serta persiapan pelaksanaan PPG dalam Jabatan tahun 2021.  

Fahmi yang juga selaku Sekretaris Pokja PPG Kementerian Agama menyampaikan bahwa  KMA PPG ini nantinya akan menjadi payung hukum yang menjamin pelaksanaan PPG dalam Jabatan secara mandiri. Dengan hadirnya KMA PPG ini, diharapkan peran Pokja PPG dapat lebih optimal sebagaimana peran Panitia Nasional PPG yang ada di Kemendikbud. 

Menurut Fahmi, saat ini mahasiswa PPG yang berstatus sebagai retaker guru madrasah dan PAI sebanyak 6.798 guru. Dari jumlah itu, sebanyak 4.666 guru telah lulus UKMPPG pada akhir 2019 dan Februari 2020. 

“Saat ini di Kementerian Agama masih ada Retaker sebanyak 2.132 orang,” jelasnya. 

Terkait pembukaan Prodi PPG pada beberapa LPTK dan model pelaksanaan PPG dalam Jabatan pada tahun 2021, Pokja PPG terus melakukan sinergi dengan Direktorat PTKI dan Kemendikbud. Harapannya, regulasi penetapan LPTK penyelenggara PPG dan regulasi pelaksanaan PPG dalam Jabatan bisa dipersiapkan sejak awal, sehingga pelaksanaan PPG dalam Jabatan di tahun mendatang dapat dilaksanakan pada awal tahun. 

Tuesday 22 September 2020

KEUTAMAAN DAN FADHILAT SHALAWAT BADAR


Banyak sekali khasiat dan fadhilat dari membaca Shalawat Badar ini, diantara faedah dan fadhilatnya antara lain sebagai berikut : Kita meminta kepada Allah dengan bertawassul dengan Ahli Badar agar:

1. Mendapat keselamatan dunia akhirat

2. Mendapat keselamatan dari bala / kecelakaan

3. Mendapat keselamatan dari gangguan manusia, jin, dan sebagai pembenteng diri beserta keluarga dan masyarakat

4. Dapat menghilangkan kesusahan, kesempitan kesedihan dan lainnya.Akan selamat dari usaha jahat manusia dan musuhnya yang akan berbuat jahat padanya

5. Mendapat keselamatan dari bencana alam dan sejenisnya

6. Mendapat ampunan dari Allah swt

Dengan lantaran shalawat Badar, Insya Allah akan dilapangkan hatinya, rezekinya. dimudahan segala urusannya serta mendapat keberkatan hidup dengan berkat shalawat ahli badar. Dan berdampingan dengan Nabi Muhammad saw kelak di akhirat.

TERJEMAHAN SHALAWAT BADARIYAH

Selawat dan Salam dilimpahkan Allah Atas Nabi Muhammad Utusan Allah

Selawat dan Salam dilimpahkan Tuhan Atas Nabi Muhammad Kekasih Allah

1. Kami Bertawassul dengan Bismillah Dan Pembawa Petunjuk, Utusan Allah

Semua yang berjihad di jalan Allah Khususnya pejuang Badar, Ya Allah

2. Ya Allah selamatkanlah Umat Islam Dari malapetaka dan kemurkaan Mu

Dari segala kedukaan dan kesusahan Dengan berkat pejuang Badar, Ya Allah

3. Ya Allah lepas dan hilangkanlah Segala yang menyakiti dan balikkanlah

Perdaya musuh, kasihanilah kami Dengan berkat pejuang badar, Ya Allah

4. Ya Allah lepaskan kami dari kesusahan Dan kehancuran kerana maksiat

Segala macam ujian dan penyakit Dengan berkat pejuang badar, Ya Allah

5. Banyak rahmatMu sudah diterima Banyak kerendahan yang telah di singkir

Banyak nikmatMu yang telah dikecap Dengan berkat pejuang badar, Ya Allah

6. Cukup banyak kemampuan yang Engkau beri selama ini

Cukup banyak kenikmatan Engkau rasakan pada yang berhajat

Cukup banyak kesalahan Engkau maafkan pada yang berdosa

Dengan berkat pejuang badar, Ya Allah

7. Sesungguhnya bumi yang luas terasa sempit

Dalam dada orang yang tertimpa bala

Lepaskan kami dari cobaan yang menyusahkan

Dengan berkat pejuang badar, Ya Allah

SEJARAH SHALAWAT BADAR

Selawat Badar adalah rangkaian Shalawat berisikan tawassul dengan nama Allah, dengan Junjungan Nabi s.a.w. serta para mujahidin teristimewanya para pejuang Badar. Selawat ini adalah hasil karya Kiyai Ali Manshur, yang merupakan cucu Kiyai Haji Muhammad Shiddiq, Jember. Oleh itu, Kiyai ‘Ali Manshur adalah anak saudara Kiyai Haji Ahmad Qusyairi, ulama besar dan pengarang kitab "Tanwir al-Hija” yang telah disyarahkan oleh ulama terkemuka Haramain, Habib ‘Alawi bin ‘Abbas bin ‘Abdul ‘Aziz al-Maliki al-Hasani, dengan judul “Inarat ad-Duja”.

Diceritakan bahwa asal mula karya ini ditulis oleh Kiyai ‘Ali Manshur sekitar tahun 1960an, pada waktu umat Islam Indonesia menghadapi fitnah Partai Komunis Indonesia (PKI). Ketika itu, Kiyai ‘Ali adalah pegawai bahagian Agama Banyuwangi dan juga seorang Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama di situ.

Keadaan politik yang mencekam saat itu dan kebejatan PKI yang merajalela membunuh orang ramai, bahkan banyak kiyai yang menjadi mangsa mereka, maka terlintaslah di hati Kiyai ‘Ali, yang memang mahir membuat syair ‘Arab sejak belajar di Pesantren Lirboyo Kediri, untuk menulis satu karangan sebagai sarana bermunajat memohon bantuan Allah SWT untuk meredam fitnah politik saat itu bagi kaum muslimin khususnya Indonesia.

Dalam keadaan tersebut, Kiyai ‘Ali tertidur dan dalam tidurnya beliau bermimpi didatangi manusia-manusia berjubah putih – hijau, dan pada malam yang sama juga, isteri beliau bermimpikan Nabi Muhammad s.a.w.

Setelah siang, Kiyai ‘Ali langsung pergi berjumpa dengan Habib Hadi al-Haddar Banyuwangi dan menceritakan kisah mimpinya tersebut. Habib Hadi menyatakan bahwa manusia-manusia berjubah tersebut adalah para ahli Badar. Mendengar penjelasan Habib yang mulia tersebut, Kiyai ‘Ali semakin bertekad untuk mengarang sebuah syair yang ada kaitan dengan para pejuang Badar tersebut. Lalu malamnya, Kiyai ‘Ali menjalankan penanya untuk menulis karya yang kemudiannya dikenali sebagai “Shalawat al-Badriyyah” atau “Shalawat Badar”.


Maka terjadilah hal yang menghairankan keesokan harinya, orang-orang kampung mendatangi rumah beliau dengan membawa beras dan bahan makanan lain. Mereka menceritakan bahwa pada waktu pagi shubuh mereka telah didatangi orang berjubah putih menyuruh mereka pergi ke rumah Kiyai ‘Ali untuk membantunya kerana akan ada suatu acara diadakan di rumahnya. Itulah sebabnya mereka datang dengan membawa barang tersebut menurut kemampuan masing-masing. yang lebih mengherankan lagi adalah pada malam harinya, ada beberapa orang asing yang membuat persiapan acara tersebut namun kebanyakan orang-orang yang tidak dikenali siapa mereka.

Menjelang keesokan pagi harinya, serombongan habaib yang diketuai oleh Habib ‘Ali bin ‘Abdur Rahman al-Habsyi Kwitang tiba-tiba datang ke rumah Kiyai ‘Ali tanpa memberi tahu terlebih dahulu akan kedatangannya. Tidak tergambar kegembiraan Kiyai ‘Ali menerima para tamu istimewanya tersebut.

Setelah memulai pembicaraan tentang kabar dan keadaan Muslimin, tiba-tiba Habib ‘Ali Kwitang bertanya mengenai syair yang ditulis oleh Kiyai ‘Ali tersebut. Tentu saja Kiyai ‘Ali terkejut karena hasil karyanya itu hanya diketahui dirinya sendiri dan belum disebarkan kepada seorangpun. Tapi beliau mengetahui, ini adalah salah satu kekeramatan Habib ‘Ali yang terkenal sebagai waliyullah itu.

Lalu tanpa banyak bicara, Kiyai ‘Ali Manshur mengambil kertas karangan syair tersebut lalu membacanya di hadapan para hadirin dengan suaranya yang lantang dan merdu. Para hadirin dan habaib mendengarnya dengan khusyuk sambil menitiskan air mata kerana terharu. Setelah selesai dibacakan Shalawat Badar oleh Kiyai ‘Ali, Habib ‘Ali menyerukan agar Shalawat Badar dijadikan sarana bermunajat dalam menghadapi fitnah PKI. Maka sejak saat itu masyhurlah karya Kiyai ‘Ali tersebut.

Selanjutnya, Habib ‘Ali Kwitang telah mengundang para ulama dan habaib ke Kwitang untuk satu pertemuan, salah seorang yang diundang diantaranya ialah Kiyai ‘Ali Manshur bersama pakciknya Kiyai Ahmad Qusyairi. Dalam pertemuan tersebut, Kiyai ‘Ali sekali lagi diminta untuk mengumandangkan Shalawat al-Badriyyah gubahannya itu. Maka bertambah masyhur dan tersebar luaslah Shalawat Badar ini dalam masyarakat serta menjadi bacaan popelar dalam majelis-maelis ta’lim dan pertemuan.


Maka tak heran  sampai sekarang Shalawat Badar selalu masyhur. Di Majlis Taklim Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi sendiri di Kwitang tidak pernah tertinggal pembacaan Shalawat Badar tersebut setiap minggunya.

Monday 21 September 2020

Gandeng Google, Kemenag Luncurkan Program Transformasi Digital Pendidikan Madrasah


Kementerian Agama meluncurkan program transformasi digital pendidikan Madrasah. Program ini dilaksanakan dengan menggandeng raksasa perusahaan digital, Google.

Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, sinergi Kemenag dan Google ini dalam rangka  mendukung terwujudnya “Madrasah Hebat Bermartabat”. Slogan ini sudah dicanangkan sejak lebih dua tahun lalu, tepatnya awal Februari 2018. Kerja sama ini juga untuk meningkatkan dan memeratakan kualitas pendidikan Madrasah di era Revolusi Industri 4.0, dan menyongsong fase bonus demografi Indonesia (2030-2045). Harapannya, Pendidikan Madrasah bisa lebih berkontribusi dalam mengantar Indonesia mencapai peringkat 5 kekuatan ekonomi dunia menuju masyarakat sejahtera (Well-Being).

“Kami menggandeng Google untuk membangun Pendidikan Madrasah Kelas Dunia melalui transformasi digital di mana “Cyber Pedagogy” diintegrasikan dengan “Cyber Technology” untuk mewujudkan Cyber Education atau Pendidikan 4.0,” terang pria yang akrab disapa Dhani saat merilis sinergi Kemenag dan Google dalam Program Transformasi Digital Pendidikan Madrasah di Jakarta, Selasa (22/09).

Menurutnya, program ini dilakukan dengan menerapkan tiga model pembelajaran. Pertama, flipped classroom, untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Kedua, blended learning, untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan kolaborasi. Dan ketiga,  project based learning, untuk membiasakan peserta didik berpikir dan bekerja kreatif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan.

“Sinergi ini dilakukan dalam semangat dan komitmen memajukan ekosistem pendidikan di lingkungan Kementerian Agama. Tidak ada investasi biaya yang harus dikeluarkan Kementerian Agama terkait program ini,” tegasnya.

Sementara itu Danny Ardianto, Manajer Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik, Google Indonesia menyatakan bangga atas kerjasama ini. "Google bangga bermitra dengan Kementerian Agama dalam inisiatif penting ini, yang merupakan salah satu implementasi G Suite terbesar secara global. Guru-guru di madrasah termasuk pengguna G Suite for Education yang paling kreatif dan antusias. Energi para guru ini dalam proses transisi ke pembelajaran jarak jauh sangat penting bagi pendidikan jutaan siswa di seluruh Indonesia. Kami sangat senang dapat menghadirkan G Suite ke lebih banyak sekolah dan wilayah di Indonesia. Kami berharap kemitraan ini akan membantu sebanyak mungkin siswa Indonesia untuk terus dapat belajar selama masa sulit ini,“ terangnya.

Arya Sanjaya selaku Direktur Utama PT Duta Digital Informatika Mitra Resmi Google for Education menjelaskan bahwa untuk melaksanakan kerja besar transformasi digital menuju Madrasah Hebat Bermartabat mewujudkan Pendidikan Kelas Dunia ini, telah melakukan seluruh tahapan yang  berkaitan dengan pembuatan dan manajemen pembagian akun Madrasah, pelatihan pendidik  dan tenaga kependidikan Madrasah, mempersiapkan dan memberikan pendampingan  kepada Madrasah untuk menjalankan layanan Google G Suite for Education, persiapan perangkat pendukung pembelajaran, dan aspek lainnya yang terkait dengan infrastruktur dan layanan Google for Education untuk Madrasah. Untuk diketahui PT Duta Digital Informatika merupakan implementator untuk kerjasama ini.  

Disinggung terkait kebutuhan paket data dalam operasional kerjasama ini, Ali Ramdhani Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama menjelaskan bahwa pihaknya telah mengeluarkan kebijakan terkait pemanfaatan alokasi dana BOS Madrasah untuk mendukung pembelajaran jarak jauh. Selain itu, pihaknya juga telah menjalin sinergi dengan sejumlah provider untuk memberikan bantuan paket data gratis untuk Madrasah. 

"Kami terus berupaya memfasilitasi proses pembelajaran daring bagi siswa Madrasah. Sementara pengajuan anggaran Kemenag terkait paket data gratis bagi siswa Madrasah masih berproses di Kemenkeu, kami mencoba terobosan sinergi dengan smartfren dan provider lainnya untuk membantu pembelajaran jarak jauh di Madrasah," ujarnya.

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ahmad Umar menambahkan, Google dalam kerjasama ini menyediakan platform teknologi dalam bentuk identitas digital dan aplikasi. Identitas digital berupa akun yang akan diberikan kepada setiap peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan. 

“Kementerian Agama membina 8,4 juta peserta didik, lebih 709 ribu pendidik, dan 124 ribu tenaga kependidikan. Akun ini terdaftar dalam  domain@madrasah.kemenag.go.id.  Sampai hari ini sudah lebih 50% akun digital yang telah diaktivasi,” jelas Umar. 

“Domain ini dikelola secara mandiri oleh Kementerian Agama sebagai layanan yang dilaksanakan sesuai struktur organisasi dan SOP pendidikan Madrasah di bawah binaan Kementerian Agama,” lanjutnya.

Dengan aktifnya akun digital tersebut, kata Umar, maka aplikasi teknologi untuk pendidikan dapat dimanfaatkan oleh seluruh warga Madrasah. Aplikasi  tersebut antara lain: Kalender, Catatan Ringkasan, Penyimpanan Data, Web Personal, dan lainnya. Google Calendar misalnya, fasilitas ini dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan pembelajaran (pengaturan, peringatan, perencanaan). Ada juga layanan “Keep” untuk membuat catatan- catatan penting secara bersamaan pada setiap tahapan proses pembelajaran. 

Fasilitas lainnya adalah “Drive”, layanan penyimpanan data dengan kapasitas tidak terbatas. Ada juga Google site yang merupakan fasilitas website personal dan dapat dimanfaatkan dengan mudah dan cepat untuk mengkomunikasikan hasil pembelajaran dan kreativitasnya. Tersedia juga fasilitas komunikasi (chatting dan video conference) yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran layaknya tatap muka. “Guru dapat mengajar sampai 100 kelas secara bersamaan; seluruh proses komunikasi terekam dan dapat dilacak,” terangnya.

Dalam platform ini, lanjut Umar, Google juga melengkapi teknologi untuk proses pembelajaran dengan  Kelas Maya dan Aplikasi Produktivitas. Kelas Maya (Google Classroom) adalah layanan ruang kelas untuk pembelajaran asinkron dengan panduan bagi pendidik dan peserta didik dalam melakukan tahapan proses pembelajaran. Google Classroom juga memiliki fasilitas kolaborasi dan tautan yang dapat digunakan membangun materi ajar dan proses pembelajaran pada beberapa kelas secara bersamaan; mengerjakan proyek secara kelompok; menjadi ruang diskusi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. “Ini akan meningkatkan daya tampung peserta didik,” tuturnya.

Fasilitas lainnya berupa alat produktivitas, yaitu aplikasi memproduksi konten baik berupa tulisan, tabel maupun presentasi. Contoh sederhana dari pemanfaatan aplikasi-aplikasi tersebut, peserta didik dapat mengerjakan secara bersama sama dalam satu file (kolaborasi). 

“Dengan mengintegrasikan proses dan berbagi sumber daya serta pemanfaatan teknologi melalui strategi transformasi digital yang tepat, Kemenag yakin sinergi ini merupakan jalan cepat dalam membangun SDM dengan empat keunggulan keterampilan abad 21, yaitu kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis dan kreatif,” kata Umar. 

“Dengan mengacu pada  standar kompetensi global, kami ingin ikut mempersiapkan generasi muda Madrasah Indonesia yang siap memasuki realitas kerja global dan kehidupan abad 21,” sambungnya.

Terpisah, Ketua Project Management Unit (PMU) Realizing Education’s Promise- Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR), Abdullah Faqih menambahkan, rintisan kerjasama program ini sudah dimanfaatkan dalam pelaksanaan Bimtek e-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis Elektronik). Bimtek yang dilakukan sejak Agustus 2020 ini sudah menggunakan ekosistem G-Suite for Education. 

“Platform program ini sudah digunakan dan dirasakan manfaatnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program di tengah tantangan pandemi. Ada lebih dari 1000 peserta yang terdiri dari Tim Inti Provinsi/Fasilitator e-RKAM Tingkat Provinsi dan Tim Inti Kabupaten/Kota/Fasilitator e-RKAM Tingkat Kab/Kota yang sudah menggunakan layanan ini,” tandasnya, dan pada tahap berikutnya akan dilanjutkan untuk Tim Inti Madrasah yang berjumlah +/- 46.000 peserta.

Saturday 12 September 2020

Jelang Pelaksanaan SKB CPNS, Kemenag Gelar Simulasi Secara Virtual


Suasana simulasi SKB CPNS di Kanwil Kemenag Jateng, Sabtu (12/09).

Kementerian Agama menggelar gladi resik Seleksi Kompetensi Bidang Calon Pegawai Negeri Sipil (SKB CPNS) secara virtual yang diikuti oleh 143 satuan kerja dari 471 titik lokasi dari seluruh Indonesia.

“Simulasi ini kita lakukan untuk memastikan agar pelaksanaan SKB CPNS yang akan dilaksanakan mulai 14 September besok dapat berlangsung dengan lancar sesuai rencana,” kata Plt Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nizar saat membuka simulasi, Sabtu (12/09).


 
SKB CPNS Kemenag kali ini untuk pertama kalinya dilakukan secara virtual dan akan diikuti oleh sekitar 12 ribu peserta. “Untuk itu, saya berharap semua sarana dan prasarana, misalnya jaringan internet dipersiapkan dengan maksimal, agar kita dapat melaksanakan SKB ini dengan optimal,” kata Plt Sekjen Kemenag Nizar. 

Ia menambahkan, seluruh panitia dan penguji harus menjaga integritas dalam pelaksanaan SKB ini. “Ingat, kita harus tetap menjunjung tinggi integritas dalam pelaksanaan SKB nanti. Sampaikan juga kepada seluruh peserta agar tidak percaya pada oknum siapa pun yang menjanjikan dapat membantu kelulusan. Ingatkan seluruh peserta, percaya kepada Tuhan dan kemampuan masing-masing,” tegas Nizar. 

Selain itu, ia juga mengingatkan agar pelaksanaan SKB CPNS Kemenag tetap menaati protokol kesehatan. “Pastikan protokol kesehatan tetap dilaksanakan selama berlangsungnya SKB CPNS Kemenag. Panitia dan peserta harus sama-sama menjaga protokol kesehatan,” pesan Nizar. 

Kepala Biro Kepegawaian Kemenag Saefuddin mengatakan simulasi SKB CPNS Kemenag ini diikuti oleh seluruh Panitia Seleksi mulai dari pusat hingga daerah. “Ada 143 satuan kerja, 471 titik lokasi yang tersebar pada kabupaten/kota, termasuk madrasah-madrasah yang mengikuti simulasi ini,” kata Saefuddin. 

Untuk memastikan seluruh persiapan berjalan dengan baik, Saefuddin menuturkan pihaknya meminta seluruh satuan kerja dan petugas titik lokasi untuk mendokumentasikan simulasi. “Kami minta divideokan  simulasi di tiap satuan kerja di semua titik lokasi . Ini untuk memastikan bahwa semua titik lokasi sudah siap menggelar SKB CPNS ini,” kata Saefuddin.

"Bagi para peserta, saya imbau juga untuk tetap menjaga kesehatan diri. Tetap menjaga jarak, memakai masker, dan rajin mencuci tangan. Mari sama-sama kita berdoa agar pelaksanaan SKB Kemenag dapat berjalan dengan baik, lancar, dan aman," pesan Saefuddin.

Tahun 2021 Madrasah Gunakan Modul Baru PKB Guru, Ini Bedanya

 


Kementerian Agama tengah menyusun modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru Madrasah. Modul PKB ini akan digunakan mulai 2021.


Hal ini disampaikan Kasubdit Bina GTK MI dan MTs, Ainurrofiq saat memberikan penjelasan kepada seluruh tim penyusun dan tim reviewer Modul PKB Guru MTs di Sidoarjo, Jumat (11/09). Kegiatan ini digelar sacara tatap muka dan dalam jaringan.

Rofiq menjelaskan, Modul PKB Guru MTs yang sedang disusun terdiri dari lima bidang kompetensi, meliputi: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA Terpadu (Fisika dan Biologi), Matematika, dan BK (Bimbingan dan Konseling).

"Kelima bidang kompetensi tersebut, nantinya akan disetarakan dengan 60 Unit Pembelajaran (UP)," jelasnya.

"Dengan tersusunnya modul pembelajaran PKB bagi Guru MTs ini, diharapkan mampu memberikan kesempatan yang luas bagi para guru untuk semakin termotivasi dalam meningkatkan kompetensinya," sambungnya.

Kepala Seksi Bina Guru MI dan MTs, Mustofa Fahmi menambahkan, modul PKB bagi Guru MTs disusun oleh Tim dan Reviewer yang terdiri dari para guru, widyaiswara, dosen serta pakar pendidikan terkait. Modul ini ditargetkan rampung pada 2020 ini setelah melalui tahapan penyusunan, reviu, uji publik dan digitalisasi. Modul akan digunakan pada 2021.

Menurut Fahmi, ada perbedaan subtansi modul PKB Madrasah yang saat ini disusun. Pertama, materi Modul PKB Madrasah lebih berorientasi kepada konsep moderasi beragama. Kedua, modul ini mengedepankan computational thinking approach. 

"Ketiga, modul lebih aplikatif terhadap penilaian peserta didik dan memiliki integrasi dengan nilai-nilai keislaman atau berbasis pendidikan Al-Qur'an," tegasnya.

Fahmi berharap, modul baru PKB guru madrasah ini mampu memberikan output yang positif dan membawa kemajuan bagi kualitas kompetensi guru di madrasah.

"Insya Allah seluruh modul PKB ini akan terus direview untuk pengayaan konten dengan mengintegrasikan konsep asesmen kompetensi guru dan asesmen kompetensi peserta didik," tandasnya.

Penyusunan modul PKB ini merupakan tindak lanjut implementasi Peraturan Menteri Agama Nomor 38 Tahun 2018 tentang Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru.

Friday 11 September 2020

Benahi Data Madrasah, Kemenag Kembangkan Sistem EMIS

 

Kementerian Agama akan mengembangkan sistem tata kelola data madrasah. Selama ini, data yang ada dikelola dalam Education Management and Information System atau yang dikenal dengan (EMIS).

"Kebijakan yang baik harus berbasis data yang baik dan ini sangat dibutuhkan madrasah. Karenanya, kita mulai 2021 akan mengembangkan EMIS Next Generation (EMIS-NG)," terang Ketua Project Management Unit (PMU) Realizing Education’s Promise- Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR), Abdullah Faqih, di Jakarta, Jumat (11/09).

Menurutnya, pengembangan EMIS-NG ini merupakan salah satu komponen kegiatan Project REP-MEQR, kerjasama Kemenag dengan World Bank. Ada lima area pengembangan. 

Pertama, sistem untuk menyediakan data yang akuntabel, akurat, lengkap, dan komprehensif. Kedua, memberi kemudahan akses data oleh lembaga di bawah Kemenag. 

Pengembangan ketiga, bagaimana EMIS bisa terhubung otomatis dengan aplikasi lain di lingkungan Kemenag. "EMIS-NG juga akan dikembangkan agar memberi kemudahan input data oleh seluruh warga madrasah di Indonesia," jelas Faqih.

"Terakhir atau kelima, EMIS-NG dikembangkan agar menjadi basis data tunggal yang dapat menjamin efisiensi, efektivitas, serta sinergitas pengelolaan data," lanjutnya.

Faqih menambahkan, pengembangan EMIS-NG ini akan menghasilkan data yang valid, komprehensif, dan up to date. Hal itu akan memudahkan dalam perencanaan program, termasuk pengambilan kebijakan. Pemilihan teknologi dalam pengembangan EMIS-NG juga sudah menerapkan teknologi kekinian, yaitu micro service berbasis cloud computing service.

"Kebutuhan anggaran BOS misalnya, ke depan, semua akan berbasis data EMIS dan eRKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis Elektronik) yang sudah diupdate secara real time," tegasnya.

"Pengembangan EMIS-NG berprinsip pada smart system, smart infrastructure, digital centre untuk smart madrasah," sambungnya.

Faqih yakin, sistem pendataan yang baik menjadi bagian penting dari proses reformasi dan peningkatan mutu pendidikan madrasah. Pengembangan EMIS NG ini juga merupakan bagian dari upaya strategis Kemenag dalam rangka transformasi digital. Jika data yang baik disinergikan dengan sistem tata kelola madrasah yang baik, asesmen kompetensi siswa yang efektif, serta pelatihan guru yang terstruktur, maka capaian hasil belajar siswa madrasah akan meningkat tajam.

"Program ini akan dimulai tahun 2021. Kita yakin akan ada warna baru dalam wajah kualitas pendidikan madrasah," tandasnya.

Thursday 10 September 2020

Kemenag Minta Peserta SKB CPNS Pantau Jadwal Berkala & Patuhi Protokol Kesehatan


Kepala Biro Kepegawaian Kemenag Saefuddin

Setelah mengikuti proses verifikasi domisili yang berlangsung selama tiga hari, sejak 7 hingga 9 September lalu, peserta seleksi CPNS Kemenag saat ini tengah menanti pelaksanaan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB)  yang rencananya akan digelar mulai 14 September 2020. 

Jelang hari-H, Panitia Seleksi CPNS Kemenag mengimbau peserta untuk terus memantau jadwal dan waktu pelaksanaan SKB secara berkala melalui website maupun akun media sosial resmi Kemenag serta mematuhi protokol kesehatan. Ini penting dilakukan, mengingat SKB CPNS kali ini akan dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Demikian disampaikan Kepala Biro Kepegawaian Kemenag Saefuddin, di Jakarta.

"Meskipun  kemarin sudah melakukan verifikasi domisili, kami imbau peserta SKB untuk tetap memantau update bila ada perubahan jadwal dan lokasi," kata Saefuddin, Kamis (10/09). 

Perubahan ini menurutnya dimungkinkan terjadi, sehubungan adanya perubahan kondisi status zona penyebaran Covid-19. "Kami akan melakukan perubahan lokasi bilamana di satu daerah tidak memungkinkan dilaksanakan SKB karena termasuk zona berbahaya penyebaran Covid-19," jelas Saefuddin. 

"Untuk itu kami saat ini terus berkoordinasi dengan seluruh Panitia daerah serta gugus tugas Covid-19." tutur Saefuddin. 

Menurut Saefuddin, kondusifitas lokasi dan protokol kesehatan menjadi pertimbangan penting Pansel CPNS Kemenag saat ini, mengingat peserta SKB tahun ini cukup besar. "Kami perlu memastikan pelaksanaan SKB ini berlangsung aman dan nyaman bagi kesehatan peserta dan panitia. Karena tercatat, jumlah peserta SKB Kemenag mencapai 12 ribu orang," ujar Saefuddin. 

"Bagi para peserta, saya imbau juga untuk tetap menjaga kesehatan diri. Tetap menjaga jarak, memakai masker, dan rajin mencuci tangan. Mari sama-sama kita berdoa agar pelaksanaan SKB Kemenag dapat berjalan dengan baik, lancar, dan aman," pesan Saefuddin.

Wednesday 9 September 2020

Kemenag: Ijazah Sarjana Ma'had Aly Diakui


Ma'had Aly sudah mulai menggelar wisuda Marhalah Ula (sarjana) mahasantri. Terbaru, Ma’had Aly Al Hikamus Salafiyah (MAHS) Babakan Ciwaringin Cirebon yang menggelar wisuda perdana 40 mahasantri tingkat Marhalah Ula pada akhir Agustus 2020.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono memastikan ijazah sarjana Ma'had Aly diakui negara. Statusnya juga disamakan sehingga bisa digunakan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

“Ijazah yang dikeluarkan penyelenggara Pendidikan Ma’had Aly diakui secara resmi,” tegas Waryono dalam webinar dan halaqoh nasional yang digelar Asosiasi Ma’had Aly se-Indonesia (AMALI), Jakarta, Rabu (09/09).

Webinar ini mengangkat tema “Menyongsong Lulusan Ma’had Aly sebagai Kader Ulama yang Sarjana untuk Kesejahteraan, Kemakmuran, dan Keberkahan Bangsa”.

"Silakan jika sarjana Ma'had Aly ingin menempuh sekolah pascasarjana di berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam," lanjutnya.

Waryono mengaku saat ini pihaknya terus berbenah untuk menyelesaikan sejumlah regulasi penyelenggaraan Ma'had Aly. Jika regulasi sudah lengkap, tahapan berikutnya adalah peningkatan mutu.

“Kita saat ini sedang kebut regulasi. Selanjutnya kita akan genjot peningkatan mutu,” ujarnya.

Webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber. Selain Waryono, hadir juga Ketua AMALI Abdul Jalal, mudir Ma’had Aly Tebu Ireng Nur Hanan, dan Kasubdit Pendidikan Diniyah Ma'had Aly Aceng Abdul Aziz.

Sebelumnya, Ketua AMALI Abdul Jalal menyampaikan bahwa hingga saat ini sudah ada 60 Ma’had Aly di berbagai pesantren di Indonesia. Dia berharap, Ma'had Aly fokus pada peningkatan mutu. "Tujuan utama Ma’had Aly adalah kualitas bukan kuantitas atau formalitas,” ungkap Kyai Jalal   

Ma'had Aly merupakan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) berbasis pesantren. Ma'had  Aly sendiri menyelenggarakan pendidikan akademik dalam bidang penguasaan ilmu agama Islam (tafaqquh fiddin) berbasis kitab kuning yang diselenggarakan oleh pondok pesantren. 

Kitab kuning yang dimaksud adalah kitab keislaman berbahasa Arab yang menjadi rujukan tradisi keilmuan Islam di pesantren. Adapun tujuan Mahad Aly adalah menciptakan lulusan yang ahli dalam bidang ilmu agama Islam (mutafaqqih fiddin), dan mengembangkan ilmu agama Islam berbasis kitab kuning.

Direktur GTK Madrasah: Penilaian Kinerja Menjadi Acuan Grading Tukin Guru

 


Foto

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Suyitno mengatakan bahwa penilaian kinerja guru menjadi acuan penting dalam grading Tunjangan Kinerja (Tukin) Guru.

Hal ini disampaikan dalam kegiatan Penyusunan Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Kepala Madrasah dan Pengawas Madrasah di Bogor, Senin (07/09).

Suyitno menegaskan bahwa penyusunan modul merupakan hal terpenting dalam menunjang pelaksanaan PKB, dimana tujuan akhirnya nanti akan berkaitan erat  dengan Tukin Guru Madrasah. 

“PKB ini berhubungan dengan penilaian kinerja guru, saya berkeinginan agar kedepannya hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG) ini menjadi acuan grading bagi pembayaran tukin guru,” ujar Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang. 

Dikatakan Suyitno, bahwa ketika penilaian kinerja guru telah dilaksanakan dalam skala nasional maka Direktorat akan dengan mudah untuk mengklasifikasikan kompetensi guru. ”Nanti ketika PKG ini sudah berjalan, guru akan diklasifikasikan menjadi 3 level yaitu high competence, middle competence, dan lower competence,” terangnya.

Suyitno menjelaskan bahwa setiap level guru akan menerima besaran Tukin yang berbeda. Diriny berharap,  hal tersebut dapat memberikan asas keadilan dan memotivasi guru madrasah untuk terus meningkatkan kompetensinya. 

“Penerapan pembedaan grading ini semoga dapat memenuhi rasa keadilan sehingga ada pembeda antara guru yang aktif dan inovatif dengan guru yang pasif, sehingga guru-guru yang pasif dan berada di level middle dan lower competence dapat termotivasi untuk meningkatkan level kompetensinya”,harap Suyitno.

Kasi Bina Tenaga Kependidikan MA/MAK, Rusdi menyebutkan bahwa pemetaan kompetensi guru, kepala dan pengawas merupakah hal yang harus dilakukan. “Pemetaan ini menjadi penting agar pemerintah nanti bisa mengarahkan peningkatan kompetensi guru, kepala dan pengawas madrasah sesuai dengan kebutuhannya”.

Tuesday 8 September 2020

Siswa Madrasah akan Dibekali Computational Thinking


Ikhtiar mengoptimalkan potensi, serta meningkatkan kompetensi dan kualitas siswa madrasah, terus dilakukan Kemenag. Terbaru, Kemenag akan membekali siswa madrasah dengan Computational Thinking (CT).

Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan Bebras Indonesia untuk pembekalan CT bagi siswa madrasah. Pembekalan dilakukan bertahap, dengan piloting madrasah di wilayah Salatiga dan sekitarnya.

MoU ini ditandatangani secara virtual oleh Muhammad Ali Ramdhani dengan Ketua Bebras Indonesia Inggriani Liem. Hadir di lokasi Dirjen Pendidikan Islam menandatangani MoU, Sekretaris Bebras Indonesia Adi Mulyanto serta Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ahmad Umar.

Bersamaan itu, ditandatangani juga MoU antara Dirjen Pendidikan Islam dengan Rektor IAIN Salatiga Zakiyudin. Ikut mendampingi Wakil Rektor 1 dan 2 IAIN Salatiga. Penandatanganan dua MoU ini berlangsung di Jakarta, Selasa (08/09).

"Piloting di Salatiga, karena dosen-dosen IAIN Salatiga sudah pernah menerapkan tantangan Bebras CT di beberapa siswa madrasah di pesantren," terang Ali Ramdhani.

Menurutnya, Computational Thinking  (CT) adalah proses berfikir untuk memformulasikan persoalan dan solusi secara efektif, efisien, dan optimum. CT adalah proses berpikir untuk memformulasikan persoalan dan solusinya, sehingga solusi tersebut secara efektif dilaksanakan oleh sebuah agen pemroses informasi (komputer, robot, atau manusia). 

"Saya harap penerapan CT pada madrasah di Indonesia dapat cepat dilakukan. Siswa madrasah juga diharapkan dapat segera berpartisipasi dalam kompetisi CT," harapnya.

"Madrasah-madrasah yang sudah mempraktikkan CT, diharapkan dapat meningkatkan levelnya ke level coding dan programing," tandasnya.

Dana BOS Madrasah dan Pesantren tahun 2020 Tetap Naik 100 Ribu


Menteri Agama Fachrul Razi memastikan dana BOS Madrasah dan Pesantren tahun 2020 tetap naik, Selasa (08/09) (foto: Rusydi)

Menteri Agama Fachrul Razi memastikan dana BOS Madrasah dan Pesantren tahun 2020 tetap naik. Hal ini ditegaskan Menag dalam Rapat Kerja bersama Komisi VIII DPR RI, sekaligus memastikan batalnya rencana penundaan kenaikannya diwaktu lalu karena dampak Covid-19. 

"Saya tegaskan, dana BOS madrasah dan pesantren tahun 2020 tetap naik 100 ribu rupiah sesuai rencana awal," tegas Menag, Selasa (08/09). 

Anggaran BOS Madrasah dan Pesantren pada DIPA Kemenag tahun 2020 direncanakan mengalami peningkatan unit cost. Untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI), naik dari 800.000/siswa (2019) menjadi 900.000/siswa (2020). Sementara Madrasah Tsanawiyah (MTs), naik dari 1.000.000/siswa (2019) menjadi 1.100.000/siswa (2020). Adapun BOS Madrasah Aliyah (MA) dan MA Kejuruan (MAK), naik dari 1.400.000/siswa (2019) menjadi 1.500.000/siswa (2020). Total kenaikan anggaran Bos Madrasah berjumlah Rp874,4M.

Alokasi yang sama untuk Pesantren Ula (setingkat MI), Wustha (MTs), dan 'Ulya (MA), anggarannya naik Rp100ribu untuk setiap santri. Sehingga, total kenaikan anggaran BOS Pesantren berjumlah Rp16,47M.

Menurut Menag Fachrul Razi, waktu yang lalu  rencana kenaikan ini tertunda. Seiring dampak Covid-19 dan adanya refocussing program, anggaran Kemenag mengalami pemotongan sebesar  Rp2,6 triliun. Dari jumlah itu, sebanyak Rp2,02 triliun diambil dari anggaran pendidikan Islam. 

Karenanya saat itu, diambil kebijakan untuk menunda kenaikan anggaran BOS Madrasah dan Pesantren. "Penundaan itu kami lakukan, karena saat itu kami tidak memiliki jalan lain. Begitu kami punya jalan, maka rencana kenaikan anggaran BOS akan tetap kami implementasikan. Ini akan segera kita selesaikan, hari ini juga," tegasnya. 

Itikad baik Kementerian Agama ini pun mendapatkan apresiasi dari Pimpinan Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto dan para anggota Komisi VIII yang selama ini bersama Kemenag tidak pernah lelah untuk terus memperjuangkan dukungan untuk Pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan keagamaan lainnya. "Terima kasih Pak Menteri atas kebijakannya. Ini akan menjadi kado terbaik untuk anak-anak miskin hari ini," ujar Yandri.

Monday 7 September 2020

Bimtek Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis Elektronik Segera Bergulir

 


Kementerian Agama membuat terobosan penguatan manajemen madrasah. Ke depan, penyusunan rencana kerja dan anggaran madrasah akan dilakukan berbasis elektronik.

Rencana implementasi program ini sudah memasuki tahap akhir. Direktorat KSKK Madrasah akan segera melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) penerapan Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis Elektronik (e-RKAM). 

Bimtek akan dilakukan berjenjang dari tingkat Nasional sampai madrasah. Karena pandemi, Bintek akan dilakukan secara dalam jaringan atau daring.

Menandai akan dimulainya bimtek, Kemenag menggelar pra launching aplikasi e-RKAM, Senin (07/09). Giat yang dikoordinatori Project Management Unit (PMU) Realizing Education’s Promise- Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR) ini dilakukan bersamaan Rapat Kordinasi (Rakor) Teknis secara Daring yang melibatkan Kepala Kantor Kemenag Daerah, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kemenag Daerah, Kasi Pendidikan Madrasah Daerah di 196 Kabupaten/Kota. 

“Rapat Kordinasi ini harus kita lakukan secara Bimtek Dalam Jaringan (Daring) mengingat masa Pandemi ini belum berakhir sehingga upaya mitigasi yang bisa kita lakukan adalah dengan Rakor Daring,” terang Ketua PMU REP-MEQR, Abdullah Faqih.

Menurutnya, ini merupakan rakor teknis pertama sebelum bimtek dimulai. Bimtek rencananya akan diselenggarakan pada minggu ketiga bulan September 2020. “Rapkor teknis pertama ini penting dilakukan untuk menyamakan persepsi tentang bagaimana pelaksanaan Bimtek Daring yang rencananya akan dilaksanakan pada minggu ketiga di Bulan September ini," tambah Faqih.

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ahmad Umar berharap aplikasi e-RKAM menjadi investasi pendidikan jangka panjang yang bisa dinikmati madrasah di Indonesia. Madrasah dapat melakukan perubahan-perubahan, menghasilkan data-data valid di antaranya data anggaran pendidikan madrasah, yang selanjutnya dapat menjadi pijakan pengambilan keputusan anggaran madrasah.

“Digitalisasi data pendidikan madrasah ini akan dapat membantu madrasah berubah menuju manajemen pendidikan yang modern, sehingga dapat menghasilkan data valid tentang madrasah Indonesia,” jelasnya.

“Saya optimis nanti madrasah akan menjadi tumpuan orang tua untuk mendidik putra-putri mereka jika kita dapat melakukan perubahan manajemen yang modern salah satunya dengan memanfaatkan aplikasi,” sambungnya.

Direktorat KSKK Madrasah tengah mengembangkan aplikasi e-RKAM dalam beberapa tahun terakhir. Aplikasi ini nantinya akan membantu madrasah untuk dapat melakukan pengelolaan anggaran BOS dan melakukan pelaporan penggunaan anggaran dengan sangat simple. Laporan tersebut akan menghasilkan data valid pengelolaan anggaran madrasah sehingga Kementerian Agama dapat memperjuangkan dari sisi anggaran madrasah ke depan. 

"Program ini merupakan proyek besar untuk mereformasi madrasah kearah yang lebih baik dimasa yang akan datang," tandas Umar.

Sunday 6 September 2020

Kemenag Susun Modul Penguatan Literasi Guru Madrasah Ibtidaiyah

 

Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah menyusun modul Literasi Program Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru Madrasah Ibtidaiyah. Penyusunan modul belangsung empat hari, 3-6 September 2020 di Depok Jawa Barat.

Modul ini disusun untuk meningkatkan kompetensi literasi dasar guru MI melalui Kelompok Kerja Guru Madrasah (KKG).

Direktur GTK Madrasah, Suyitno mengatakan, modul yang sedang disusun harus mengacu pada regulasi terkini, isu yang sedang berkembang dan memperhatikan kondisi guru madrasah secara keseluruhan. Dengan demikian, modul ini bisa dipahami dan diaplikasikan bagi guru MI dimanapun.

“Modul ini harus inovatif dan aplikatif bagi semua guru madrasah dalam meningkatkan kompetensi literasinya," ujar Suyitno di Depok, Kamis (03/09).

Dikatakan Suyitno, bahwa kompetensi literasi dasar bagi guru MI sangat penting, mengingat minat baca Indonesia masih rendah. Hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 misalnya, menunjukkan peringkat Indonesia tahun 2018 turun dibanding tahun 2015. Studi ini membandingkan kemampuan matematika, membaca, dan kinerja sains dari tiap anak.

"Oleh karenanya, penyusunan modul ini sangat penting dalam upaya meningkatkan kompetensi literasi guru madrasah," jelas Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang.

Kasubdit Bina GTK RA, Siti Sakdiyah, menambahkan bahwa modul yang sedang disusun akan menjadi acuan dalam meningkatkan kompetensi literasi dasar bagi guru Madrasah Ibtidaiyah.

"Pelaksanaanya melalui skema bantuan stimulan pemberdayaan komunitas guru madrasah, yang akan digulirkan mulai tahun 2021 sampai tahun 2024," terang Sakdiyah.

Menurutnya, untuk memperkaya materi penyusun modul ini, Kemenag melalui projeck Madrasah Education Quality Reform (MEQR) program komponen 3, menggandeng INOVASI dan pemateri Dr. Titik Harsiati dari  Universitas Negeri Malang yang merupakan Tim pengembang AKSI, tim peneliti PISA, peneliti Literasi serta Ketua Yayasan Guru Belajar, Bukik Setiawan.

Kemenag Susun Juknis Penilaian Kinerja Guru



Foto

Kementerian Agama melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah  menyusun petunjuk teknis penilaian kinerja guru madrasah di Bogor selama empat hari mulai 30 Agustus - 2 September.

Menurut tim penyusun yang terdiri dari Bahrissalim, Marina Setiawati, dan Jetty Maynur, juknis penilaian kinerja guru madrasah ini bertujuan untuk menilai kinerja guru dalam hal kompetensi pembelajaran, tugas dan tanggungjawab profesional dan menjadi dasar penyusunan program keprofesian berkelanjutan.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Suyitno menyampaikan penilaian kinerja guru untuk mengukur dan menghadirkan nuansa kompetitif.

"Guru biasa menguji siswa, jadi kalo guru dinilai kinerjanya tidak perlu kaget, karena akan terus memperbaiki diri," terang Suyitno di Bogor, Selasa (01/09)

Komponen yang dinilai terdiri dari pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Menurut Kasubdit Bina GTK RA, Siti Sakdiyah, penilaian kinerja akan dilaksanakan satu tahun sekali sekitar bulan Oktober-November.

"Bagi guru yang ingin naik pangkat, minimal dapat nilai baik kemudian jika ada kekurangan maka PKB nya difokuskan pada komponen yang kurang itu," ujar Sakdiyah.

Hal yang unik dari penilaian kinerja guru ini adalah melibatkan kepala madrasah, siswa, orang tua siswa, teman sejawat dan pengawas pembina. Sehingga menurut pengakuan tim penyusun hasilnya akan lebih objektif. Metode penilaiannya dilaksanakan dengan tatap muka langsung atau melalui daring.

Direktorat GTK Madrasah akan melakukan uji publik seblum juknis diterbitkan agar mendapatkan masukan dari masyarakat.