loading...

Monday 11 November 2019

Produsen Minuman Herbal dari HSU, Awalnya Derita Rematik, Aripin Kini Memetik Untung



Berawal dari hanya mencoba minuman berbahan jahe merah yang bisa menyembuhkan rematik pada dirinya, Aripin (45), kini berhasil menjadi produsen minuman herbal.

Dari usaha yang dirintis sejak pertengahan tahun 2011 ini, Aripin bukan hanya bisa membantu orang lain untuk mengobati penyakit, tetapi juga telah memberikan lapangan pekerjaan.

Selain itu, tentu saja keuntungan secara finansial diraih dengan omset rata-rata Rp 10 juta per bulan dari hasil penjualan minuman berbahan dasar rempah-rempah yang dibuatnya.

Hingga saat ini ada lima varian minuman herbal berbentuk serbuk siap saji yang sudah dipasarkan hingga ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

Lima varian minuman herbal yang telah dibuat dan diberi label Sari Sehat Alkarimi ini berupa sari kunyit putih, sari temulawak, sari jahe, sari kunyit kuning, dan juga sari kencur.

Semua itu diproduksi Aripin di gudang pengolahan miliknya, Alkarimi Home Industri, di Jalan Pembalah Batung, Kelurahan Paliwara, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).

Saat dikunjungi di gudang pengolahan yang berjarak hanya beberapa meter dari rumahnya, Senin (11/11/2019), Aripin tampak tengah melayani seorang konsumen yang membeli minuman herbalnya.

Di sisi lain seorang pekerjanya terlihat telaten mengaduk ramuan cair yang ada di dua wajan besar di atas dua tungku kompor gas dengan nyala api yang biru.

Wangi aroma khas rempah-rempah pun langsung tercium begitu kedua wajan besar yang ternyata berisi sari kunyit dan gula tersebut didekati.

"Sebenarnya saya tidak ada pengetahuan sama sekali tentang herbal dan tidak terpikirkan untuk usaha ini. Semua ini bermula dari sakit rematik yang saya alami," kata Aripin membuka pembicaraan.

Diceritakan pria yang tercatat sebagai ASN di Dinas Pendidikan Kabupaten HSU ini, ketika itu di tahun 2011 dirinya yang terserang rematik dibuatkan minuman berbahan jahe merah oleh saudara dari isterinya.

Setelah satu bulan meminum secara rutin, ada perubahan yang mulai terasa karena dirinya sudah bisa tak mengenakan jaket lagi dari pagi menjelang siang seperti sebelumnya.

Merasa minuman yang dibuatkan untuknya itu manjur, ayah empat anak ini kemudian mencoba membuat sendiri supaya bisa meminumnya lagi agar sakit yang dialaminya benar-benar hilang.

"Ternyata tidak mudah, beberapa kali mencoba membuat sendiri selalu gagal, tapi saya tidak menyerah dan akhirnya setelah dua bulan mencoba baru bisa membuatnya sendiri," ungkapnya.

Setelah berhasil, imbuh Aripin, selain membuat untuk dikonsumsi sendiri, ramuan minuman herbal yang awalnya hanya dari jahe juga mulai dijual untuk orang lain.

Kemasannya saat itu sangat sederhana, hanya dibungkus plastik dan pemasarannya pun terbatas pada orang yang datang ke rental komputer miliknya di rumah.

"Jadi waktu itu saya ada punya rental komputer di rumah, di sana saya mulai pasarkan kepada orang yang datang dan ternyata responnya bagus, sehingga terpikir untuk membuat dalam jumlah banyak," katanya.

Selanjutnya usaha untuk memperluas pemasaran dilakukan dengan cara menitip ke toko milik orang lain, namun karena produknya belum terdaftar, justeru penolakan-penolakan yang akhirnya harus dihadapi.

Penolakan tak membuat Aripin patah arang, ini malah memicu dirinya untuk terus berjuang menjadikan usahanya ini sebagai home industri yang terdaftar secara resmi agar konsumen bisa yakin dengan produknya.

Akhirnya di pertengahan tahun 2012 semua persyaratan sebagai home industri resmi sudah bisa dipenuhi, produknya pun menjadi olahan yang sudah terdaftar dan berlabel halal.

Kemudian secara bertahap usahanya pun terus berkembang hingga saat ini, terlebih dirinya juga membuka diri untuk mendapatkan pembinaan, baik dari Pemkab HSU, BPOM dan juga PT Adaro Indonesia.

"Dari pemerintah daerah saya dapat pengetahuan soal administrasi dan juga cara membuat produk higienis," ungkapnya.

Sementara melalui pembinaan Adaro yang dilakukan lewat program CSR, diakui Aripin, membuat produknya lebih bagus dalam hal kemasan dan juga bisa dikenal lebih luas.

Ini dikarenakan selain mendapat pembinaan soal kemasan, produk minuman herbal miliknya juga sering ikut dipromosikan Adaro dalam beberapa ajang pameran, baik di level provinsi maupun nasional.

"Alhamdulillah berkat bantuan yang didapatkan dari pemerintah dan Adaro, usaha saya ini bisa seperti sekarang dan dari hasil usaha ini jugalah yang bisa membantu biaya pendidikan empat orang anak kami," pungkasnya.

Friday 8 November 2019

10 HAL REVOLUSI PENDIDIKAN DASAR & MENENGAH OLEH MENDIKBUD DIKTI NADIEM MAKARIM


Ikatan Guru Indonesia bersama 22 organisasi guru dan komunitas guru diundang khusus Mendikbud Nadiem tanggal 4 November 2019. Nadiem membuka pembicaraan dengan meminta seluruh undangan tidak mengangkat masalah tapi memberikan solusi.

Dan inilah yang diajukan:

1. Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris dan Pendidikan Karakter berbasis agama dan pancasila menjadi mata pelajaran utama di Sekolah Dasar dan karena itu, Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP dan SMA dihapuskan karena seharusnya sudah dituntaskan di SD. Pembelajaran bahasa Inggris fokus ke percakapan, bukan tata bahasa.

2. Jumlah Mata Pelajaran di SMP menjadi maksimal 5 mata pelajaran dengan basis utama pembelajaran pada Coding dan di SMA menjadi maksimal 6 mapel tanpa penjurusan lagi mereka yang ingin fokus pada keahlian tertentu dipersilahkan memilih SMK.

3. SMK karena fokus pada keahlian maka harus menggunakan sistem SKS, mereka yang lebih cepat ahli bisa menuntaskan SMK dua tahun atau kurang, sementara mereka yang lambat bisa saja sampai 4 tahun dan ujian kelulusan SMK pada keahliannya bukan pada pelajaran normatif dan adaptif. SMK tidak boleh kalah dari BLK yang hanya 3, 6 atau 12 bulan saja. LPTK diwajibkan menyediakan Sarjana Pendidikan atau Alumni PPG yang dibutuhkan SMK.

4. Jabatan Pengawas Sekolah dihapuskan hingga jumlah guru yang dibutuhkan mencukupi. Jabatan pengawas sekolah boleh diadakan kembali jika jumlah kebutuhan guru sudah terpenuhi, tidak ada lagi guru honorer dan semua guru sudah berstatus PNS atau Guru Tenaga Kontrak Profesional dalam Status PPPK dengan pendapatan minimal setara Upah minimum yang ditetapkan pemerintah sesuai standar kelayakan hidup. Hilangnya tanggungjawab mengajar kepada kepala sekolah seharusnya dimaksimalkan fungsinya sehingga keberadaan pengawas sekolah untuk sementara bisa diabaikan.

5. Seluruh beban administrasi guru dibuat dalam jaringan (online) dan lebih disederhanakan, RPP cukup 1-2 halaman tapi jelas tujuan dan aplikasi pembelajarannya, tak ada lagi berkas administrasi dalam bentuk “hard copy”, verifikasi keaslian dilakukan secara acak dengan kewajiban menunjukkan
berkas asli, bukan Foto Copy.

6. Pengangkatan Guru berdasakan kompetensi dan kebutuhan kurikulum yang nantinya dibuat. Uji Komptensi Guru wajib dilaksanakan minimal sekali dalam 3 (tiga tahun)

7. Sistem Honorer dihapuskan sehingga tak ada lagi guru yang mengisi ruang kelas yang statusnya tidak jelas, harus jelas statusnya, apakah PNS, PPPK atau GTY. Pendapatan Guru minimal mencapai Upah Minimum yang ditetapkan pemerintah berdasarkan minimal kelayakan hidup.

8. Jika kurikulum diubah, maka bimtek harus ditiadakan dan diganti dengan vidoe tutorial dengan kewajiban uji secara acak terhadap pemahaman kurikulum. Anggaran bimtek dialihkan untuk rekruitmen guru

9. Anggaran Peningkatan Kompetensi guru dihapuskan dan upaya peningkatan kompetensi guru diserahkan kepada organsiasi profesi guru berdasarkan acuan kompetensi yang dibutuhkan. Anggaran Pelatihan Guru dialihkan untuk rekruitmen guru. Organisasi profesi guru diberikan legalitas dalam melaksanakan upaya peningkatan kompetensi guru, pemerintah cukup melakukan uji terhadap standar kompetensi guru yang diinginkan. Organisasi profesi guru harus segera mendapatkan pengesahan setelah melalui verifikasi dan sepenuhnya pembinaan guru diserahkan kepada organisasi profesi guru dalam pengawasan Pemerintah.

10. Mengatur kembali penentuan “sekolah daerah tertinggal-terpencil-terdepan-terkebelakang sesuai kondisi sekolah, bukan berdasarkan data kemendes

JENIS - JENIS NAFSU



Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya' 'Ulum al-Din dan Mukhtashar Ihya' 'Ulum al-Din menyebut nafsu itu ada tiga Martabat yaitu :

1) Nafsu al-Ammarah

Iaitu nafsu yang menyuruh melakukan segala maksiat dan kejahatan, dan tidak pernah menyuruh melakukan kebaikan serta tidak pula mencela (kesal) melakukan kejahatan. Pada tahap ini hati nurani tidak akan mampu untuk memancarkan sinarnya kerana hijab-hijab dosa yang melekat tebal. Dan tidak ada usaha untuk mencari jalan menyucikannya. Kerana itulah hatinya terus kotor dan diselaputi oleh pelbagai penyakit. Inilah martabat nafsu yang rendah sekali.

2. Nafsu al-Lawwamah

Nafsu lawwamah ialah nafsu yang selalu mengkritik diri sendiri bila berlaku suatu kejahatan dosa atas dirinya. Ianya lebih baik sedikit dari nafsu amarah. Kerana ia tidak puas atas dirinya yang melakukan kejahatan lalu mencela dan mencerca dirinya sendiri. Bila buat silap dia lebih cepat sedar dan terus kritik dirinya sendiri. Perasaan ini sebenarnya timbul dari sudut hatinya sendiri bila buat dosa, secara automatik terbitlah semacam bisikan dilubuk hatinya. Inilah yang di katakan lawwamah. Golonagn ini baramal tetapi masih ada riak, hasad dengki dan sebagainya.

3. Nafsu al-Muthmainnah

Seseorang yang telah istiqamah dalam melakukan ibadah dan tidak lagi tergerak hati untuk melakukan maksiat, sama ada zahir atau batin, hatinya telah suci dan nafsunya telah fana daripada terdorong kearah perkara keji. Mereka mendapat ketenangan dan hilang gelisah di jiwa, mereka adalah wali kecil.

Antara sifat-sifat maqam ini adalah:
1. Taqwa yang benar.
2. Arif
3. Syukur yang benar
4. Tawakkal yang hakiki
5. Kuat beribadat
6. Redha dengan ketentuan Allah
7. Murah hati dan seronok bersedekah.
8. Dan lain-lain sifat mulia yang tidak dibuat-buat.

Al-'Arif Billah Syaikh Qasim al-Halaby dalam kitabnya Sair al-Suluk, menyebut nafsu itu ada 7 martabat, selain tiga yang di atas ditambah 4 lagi iaitu:-

4. Nafsu Mulhamah.

Nafsu mulhamah ini ialah nafsu yang sudah menerima latihan beberapa proses kesucian dari sifat-sifat hati yang tercemar melalui beberapa latihan. Sifat orang yang telah sampai pada tahap ini ialah rindu, menangis, susah hati enggan terhadap semua makhluk, sibuk beribadah.

Antara sifat-sifat yang bernafsu mulhamah:

1. Sifat-sifat ketenangan,lapang dada dan tidak putus asa.
2.. Tak sayangkan harta
3. Qanaah.
4. Berilmu laduni
5. Merendah diri/ tawwadu’

5. Nafsu al-Radhiyah

Maqam ini dinamakan radhiyah kerana perasaan keredhaan pada segala ketentuan dan hukuman Allah. Pada maqam ini sudah tidak ada rasa takut dengan pada bala Allah dan tak tahu gembira dengan nikmatNya. Sama sahaja. Apa yang penting Allah redha padaNya. Itu kalau sakitpun dah tak perlu kepada ubat, sebab bagi dia sakit itulah nikmat kerana dia merasa makin dekat dengan tuhannya. Wang ringgit sudah sama dengan daun kayu. Emas sama dengan tanah. Dunia sudah dipandang kecil , malah sudah tidak dipandang lagi sebaliknya dunia yang datang kepadanya.

Sifat-sifatnya:

1. Ikhlas
2. Warak
3. Zahid
4. Dan lain-lain lagi yang baik yang ada pada maqam sebelum ini

6. Nafsu al-Mardhiyyah

Pada peringkat ini segala yang keluar darinya semuanya telah diredhai Allah. Perilakunya, kata-katanya, diamnya semuanya dengan keredaan dan keizinan Allah belaka. Akan keluar keramat yang luar biasa. Mereka sudah menanam ingatan pada Allah diteras lubuk hati mereka menerusi cara "khafi-filkhafi", maknanya secara penyaksiaan 'basitiah' iaitu penyaksian sifat ma'ani Allah yang nyata dan dizahirkan oleh diriNya sendiri. Af'al diri mereka sudah dinafi dan diisbahkan secara langsung kepada af'al Allah semata-mata.Jiwa mereka betul-betul sebati, ingatan mereka terhadap Allah tidak sesaatpun berpisah darinya. Penyaksiaan terhadap hak sifat Allah jelas baginya sehingga hilang dirinya nya sendiri.
Sifat-sifatnya:

1.. Redha dan rela dengan apa-apa pemberian Allah
2. Lemah lembut pergaulannya
3. Elok dan tingginya budi
4. Lain-lain sifat terpuji maqam sebelum ini.

7. Nafsu al-Kamaliah

Maqam ini adalah tertinggi. Maqam ini digelar sebagai "baqa billah", Kamil Mukamil", Al Insan kamil kerana ia dapat menghimpunkan antara zahir dan batin, yakni ruh dan hatinya kekal kepada Allah tetapi zahir tubuh kasarnya tetap dengan manusia. Hati mereka kekal dengan Allah tak kira masa dan tempat, tidur atau jaga sentiasa mereka bermusyahadah kepada Allah. Ini adalah maqam khawas al khawas. Semua gerak geri mereka sudah jadi ibadat. Hatta berak kencing mereka, tidur mereka dan sebagainya.

Smoga kita dimudahkan Allah dlm mengendalikan nafsu-nafsu ini. Aamiin 3x

Friday 1 November 2019

KAROMAH KH. MBAH KHOLIL BANGKALAN UNTUK KH. MBAH HASYIM ASY'ARI.

بِسْــــــــــــــــــم ِٱللّٰهِ ٱلرَّحْمٰنِ ٱلرَّحِيم

SEORANG pemuda dari Jombang sedang nyantri di Kademangan, Madura. Tugasnya mengurusi kuda milik sang guru, Syeikhona Khalil. Alhasil kesempatannya mengaji pun tak terlampau banyak.

Suatu hari, Syeikhona kerawuhan tamu dari tanah Jawa; seorang kiai yang santrinya masih berjumlah puluhan. Setelah diajak duduk sambil menikmati suguhan, tamu tersebut mengutarakan keperluannya pada tuan rumah–yang mulia.

“Mbah Kholil, niat saya yang pertama datang ke sini adalah ingin silaturahim, dan yang kedua, hendak menikahkan putri saya. Berhubung dia sudah dewasa, kiranya patut saya carikan jodoh, apalagi usia saya juga sudah di ambang pintu ajal. Tak lama lagi Allah pasti memanggil jiwa saya, Mbah. Jika ada calonnya, saya mohon petunjuk dan izin untuk mencarikan.”

Tanpa berpikir panjang, Mbah Kholil langsung memanggil santrinya yang sedang mengurusi kuda–di belakang rumah.

“Hasyim..!”

Demi mendengar suara gurunya memanggil, si santri langsung lari terbirit-birit menghadap sang guru.

“Dalem, Mbah Kholil. Panjenengan memanggil saya?”
“Iya.”

Tanpa banyak tanya lagi, pemuda Hasyim langsung diam merunduk. Lalu Syeikhona berkata pada tamu beliau.

“Ini dia calon yang kamu cari itu, yang akan meneruskan perjuanganmu nanti.”

Si tamu pun terkejut bukan kepalang. Tak sanggup berpikir sambil bergumam dalam hatinya,

“Apa iya sih santri mblasaken seperti ini yang akan mengurusi pesantrenku? Aku tidak yakin bila anak ini banyak ilmunya.”

Saat bersamaan, santri Hasyim pun terkejut pula sambil berkata dalam hatinya, “Apa iya Mbah Kholil tega akan menjodohkan saya dengan putri seorang ulama yang begitu mulia?”

Syeikhona Kholil lalu menyambungkan kegelisahan dua pikiran itu.

“Sudahlah, kamu pulang saja dan siapkan selamatannya di rumahmu. Tiga hari lagi aqad nikah dilaksanakan. Nah, kamu Hasyim, sana kembali ke belakang!”

Hasyim pun kembali ke tempat tugasnya dengan hati risau, pikiran kacau-balau, dan perasaan galau, sembari bertanya-tanya: ‘Bagaimana saya bisa menjalani ini semua? Kenapa guru tidak memberi tahu saya sebelumnya atau paling tidak menawarkannya terlebih dahulu?’

Gundah gulana, bimbang, ragu, dan bingung terus berkecamuk dalam pikiran Hasyim. Pada saat seperti itulah inayah Allah ditampakkan kepadanya. Ia teringat suatu hari saat Syeikhona sedang mulang kitab dan menurunkan dawuh:

“Sesiapa di antara kalian yang ingin tercapai hajatnya, maka bacalah selawat Nariyah sebanyak mungkin, pada waktu ijabah yang sangat dianjurkan, yaitu setelah separuh malam hingga menjelang Subuh.”

Tengah malam itu juga, Hasyim melaksanakan apa yang pernah diucapkan Syeikhona. Menjelang Subuh ia keboboan. Kala itulah hal ajaib terjadi dalam mimpinya. Ia bertemu Imam al-Bukhari ra yang mengajarkan padanya hadis Shahih selama empatpuluh tahun. Manakala terjaga, Hasyim tertegun atas mimpi mistikal yang ia alami.

Pada malam kedua, hal yang sama terjadi lagi. Kali ini dalam mimpinya, Hasyim mendaras ilmu pada Imam as-Syafi’i yang kemudian mengajarkan padanya ragam kitab fikih dari empat madzhab: Syafi’i, Hanafi, Maliki dan Hanbali, juga selama empatpuluh tahun.

Pada malam ketiga, ia kembali bermimpi dan mengaos ilmu dengan Imam al-Ghazali dan Syeikh Junayd al Baghdadi, yang mengajarkan padanya puspragam kitab tasawuf selama empatpuluh tahun. Ketiga mimpi itu kemudian menyisakan pertanyaan besar dalam pikiran Hasyim: apa makna dari semua mimpi itu.

Keesokan hari, ia hendak bertanya pada Syeikhona namun sudah tidak ada kesempatan lagi, kerana justru ia malah disuruh bergegas menuju rumah calon mertuanya–guna melangsungkan aqad nikah.

Guru-murid ini pun berangkat. Setiba di tempat tujuan, aqad nikah langsung digelar. Sejak kedatangan hingga kemudian hendak pulang, Syeikhona sama sekali tak berkata apa pun, kecuali saat akan berpamitan.

“Hasyim, kamu jangan nyelewang-nyeleweng ya! Ibadah ikut yang dicontohkan Nabi Saw melalui ulamanya, dan ikutilah ulama Allah agar selamat. Allah pasti bersamamu.”

“Inggih, Mbah. Sendiko dawuh,” jawab Hasyim dalam manjura.

Sementara kepada mertua Hasyim, Syeikhona bertitah.

“Jangan ragu dengan Hasyim! Dia sudah mengaji 120 tahun lamanya.”

Semua hadirin nampak kebingungan. Santri yang baru saja menikah di hadapan mereka belum lagi mencapai usia limapuluh tahun. Hasyim juga tak kalah ngungun. Bagaimana mungkin gurunya tahu perihal mimpi mistikalnya. Tak peduli dengan itu semua, Syeikhona pun kembali ke Bangkalan.

Esok hari, Hasyim diuji sang mertua. Ia ingin membuktikan sealim apakah menantu yang dijagokan gurunya itu. Ujian membaca kitab pun dihelat di masjid pesantren. Hasyim mulai gugup. Keringatnya panas-dingin. Sementara di tempat biasa mertuanya duduk, sudah disediakan dua kitab tafsir dan hadis. Di tempat yang sama, Hasyim juga dipersilakan duduk.

Ujian ini jadi kian menakjubkan kala Hasyim langsung membaca dengan fasih, hafal luar kepala, serta membahas laiknya para masyayikh yang sudah kenyang dengan segudang ilmu–tanpa memegang bahkan membuka dua kitab tersebut. Tanpa kesalahan sama sekali.

Para ustadz dan santri senior yang semula tak yakin dengan kemampuan Hasyim, seketika takjub. Begitu pun mertuanya yang mengintip dari celah jendela rumahnya. Sedari hari itu hingga seterusnya, Hasyim muda beroleh tugas mulang semua kitab klasik dari pelbagai cabang ilmu tradisional Islam. Di depan namanya lantas tersematlah satu kata baru: Kiai Hasyim Asy’ari. Karomah ini pula yang kelak memunculkan gelar baru di depan nama Beliau setelah mendirikan Pesantren Tebuireng: Hadratus Syeikh (maha guru)

Demikianlah sekelumit kisah karomah Syeikhona Kholil Bangkalan yang diterima Hadratus Syeikh, dan masih banyak lagi karomah Beliau yang dialami dan disaksikan para santrinya yang lain.

Semoga Allah senantiasa mengalirkan tetesan berkah dan manfaat dari kehidupan beliau-beliau yang mulia, kepada kita dan anak cucu. Amin ya Rabb l-‘Alamin. Lahumul Fatihah…
❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇

Monday 28 October 2019

7.260 Pelajar & Guru di Kapuas Pecahkan Rekor MURI Penghafal Juz 30 Terbanyak



Lantunan ayat suci Al Qur’an dengan nagham Bayati itu menggema di penjuru Masjid Al Mukarram Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah, Sabtu (19/10) malam. Sebanyak 7.260 pelajar dari berbagai tingkatan pendidikan, guru, serta kafilah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Kabupaten Kapuas, sukses memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk penghafal juz 30 dengan jumlah terbanyak. 
Pemecahan rekor MURI dilakukan sebelum pembukaan MTQ tingkat Kabupaten Kapuas, Sabtu (19/10) malam. Turut menyaksikan pemecahan rekor tersebut, Kakanwil Kemenag Kalimantan Tengah H. Masrawan, Bupati Kapuas Ben Brahim S. Bahat, dan Kepala Kemenag Kapuas H. Ahmad Bahruni.
“Pemecahan rekor MURI ini sekaligus sebagai awal dimulainya program Tuntas Baca Tulis Al Qur’an  (TBTQ) di Kabupaten Kapuas,” ucap Bupati Kapuas Ben Brahim.
Kepala Kemenag Kapuas H. Ahmad Bahruni menuturkan, partisipasi itu bukan hanya untuk memecahan rekor nasional. Namun merupakan bentuk dukungan jajaran Kemenag Kapuas untuk meningkatnya kualitas baca tulis Al Qur’an di daerah itu.
“Membaca Al Qur’an adalah ibadah dan akan membawa berkah. Ribuan pelajar dan guru madrasah ikut dalam kegiatan ini agar kehidupan kita semakin berkah dan bermanfaat,” harap Bahruni.
Terpisah, Sekretaris LPTQ Kapuas  H. Suwarno Muriyat mengatakan, pemecahan rekor Muri   adalah bentuk apresiasi kemampuan pelajar  dalam baca tulis Al Qur’an. Kegiatan itu merupakan hasil kolaborasi pemerintah daerah dan Kementerian Agama.
“Ini titik awal pelaksanaan program tuntas baca tulis Al Qur’an di Kabupaten Kapuas,” beber H. Suwarno Muriyat.

Sunday 27 October 2019

KISAH PANGLIMA PERANG YANG DIPECAT KARENA TAK PERNAH BERBUAT KESALAHAN


Pada zaman pemerintahan Khalifah Syaidina Umar bin Khatab, ada seorang panglima perang yang disegani lawan dan dicintai kawan. Panglima perang yang tak pernah kalah sepanjang karirnya memimpin tentara di medan perang. Baik pada saat beliau masih menjadi panglima Quraish, maupun setelah beliau masuk Islam dan menjadi panglima perang umat muslim. Beliau adalah Jenderal Khalid bin Walid.

Namanya harum dimana-mana. Semua orang memujinya dan mengelu-elukannya. Kemana beliau pergi selalu disambut dengan teriakan, "Hidup Khalid, hidup Jenderal, hidup Panglima Perang, hidup Pedang Allah yang Terhunus." Ya! .. beliau mendapat gelar langsung dari Rasulullah SAW yang menyebutnya sebagai Pedang Allah yang Terhunus.

Dalam suatu peperangan beliau pernah mengalahkan pasukan tentara Byzantium dengan jumlah pasukan 240.000. Padahal pasukan muslim yang dipimpinnya saat itu hanya berjumlah 46.000 orang. Dengan kejeliannya mengatur strategi, pertempuran itu bisa dimenangkannya dengan mudah. Pasukan musuh lari terbirit-birit.

Itulah Khalid bin Walid, beliau bahkan tak gentar sedikitpun menghadapi lawan yang jauh lebih banyak.

Ada satu kisah menarik dari Khalid bin Walid. Dia memang sangat sempurna di bidangnya; ahli siasat perang, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan karismatik di tengah prajuritnya. Dia juga tidak sombong dan lapang dada walaupun dia berada dalam puncak popularitas.

Pada suatu ketika, di saat beliau sedang berada di garis depan, memimpin peperangan, tiba-tiba datang seorang utusan dari Amirul mukminin, Syaidina Umar bin Khatab, yang mengantarkan sebuah surat. Di dalam surat tersebut tertulis pesan singkat, "Dengan ini saya nyatakan Jenderal Khalid bin Walid di pecat sebagai panglima perang. Segera menghadap!"

Menerima khabar tersebut tentu saja sang jenderal sangat gusar hingga tak bisa tidur. Beliau terus-menerus memikirkan alasan pemecatannya. Kesalahan apa yang telah saya lakukan? Kira-kira begitulah yang berkecamuk di dalam pikiran beliau kala itu.

Sebagai prajurit yang baik, taat pada atasan, beliaupun segera bersiap menghadap Khalifah Umar Bin Khatab. Sebelum berangkat beliau menyerahkan komando perang kepada penggantinya.

Sesampai di depan Umar beliau memberikan salam, "Assalamualaikum ya Amirul mukminin! Langsung saja! Saya menerima surat pemecatan. Apa betul saya di pecat?"

"Walaikumsalam warahmatullah! Betul Khalid!" Jawab Khalifah.

"Kalau masalah dipecat itu hak Anda sebagai pemimpin. Tapi, kalau boleh tahu, kesalahan saya apa?"

"Kamu tidak punya kesalahan."

"Kalau tidak punya kesalahan kenapa saya dipecat? Apa saya tak mampu menjadi panglima?"

"Pada zaman ini kamu adalah panglima terbaik."

"Lalu kenapa saya dipecat?" tanya Jenderal Khalid yang tak bisa menahan rasa penasarannya.

Dengan tenang Khalifah Umar bin Khatab menjawab, "Khalid, engkau jenderal terbaik, panglima perang terhebat. Ratusan peperangan telah kau pimpin, dan tak pernah satu kalipun kalah. Setiap hari Masyarakat dan prajurit selalu menyanjungmu. Tak pernah saya mendengar orang menjelek-jelekkan. Tapi, ingat Khalid, kau juga adalah manusia biasa. Terlalu banyak orang yang memuji bukan tidak mungkin akan timbul rasa sombong dalam hatimu. Sedangkan Allah sangat membenci orang yang memiliki rasa sombong''

''Seberat debu rasa sombong di dalam hati maka neraka jahanamlah tempatmu. Karena itu, maafkan aku wahai saudaraku, untuk menjagamu terpaksa saat ini kau saya pecat. Supaya engkau tahu, jangankan di hadapan Allah, di depan Umar saja kau tak bisa berbuat apa-apa!"

Mendengar jawaban itu, Jenderal Khalid tertegun, bergetar, dan goyah. Dan dengan segenap kekuatan yang ada beliau langsung mendekap Khalifah Umar.

Sambil menangis beliau berbisik, "Terima kasih ya Khalifah. Engkau saudaraku!"

Bayangkan …. mengucapkan terima kasih setelah dipecat, padahal beliau tak berbuat kesalahan apapun. Adakah pejabat penting saat ini yang mampu berlaku mulia seperti itu? Yang banyak terjadi justru melakukan perlawanan, mempertahankan jabatan mati-matian, mencari dukungan, mencari teman, mencari pembenaran, atau mencari kesalahan orang lain supaya kesalahannya tertutupi.

Jangankan dipecat dari jabatan yang sangat bergengsi, 'kegagalan' atau keterhambatan dalam perjalanan karir pun seringkali tidak bisa diterima dengan lapang dada. Akhirnya semua disalahkan, sistem disalahkan, orang lain disalahkan, semua digugat.....bahkan hingga yang paling ekstrim.... Tuhan pun digugat..

Kembali ke Khalid bin Walid, hebatnya lagi, setelah dipecat beliau balik lagi ke medan perang. Tapi, tidak lagi sebagai panglima perang. Beliau bertempur sebagai prajurit biasa, sebagai bawahan, dipimpin oleh mantan bawahannya kemarin.

Beberapa orang prajurit terheran-heran melihat mantan panglima yang gagah berani tersebut masih mau ikut ambil bagian dalam peperangan. Padahal sudah dipecat. Lalu, ada diantara mereka yang bertanya, "Ya Jenderal, mengapa Anda masih mau berperang? Padahal Anda sudah dipecat."

Dengan tenang Khalid bin Walid menjawab, "Saya berperang bukan karena jabatan, popularitas, bukan juga karena Khalifah Umar. Saya berperang semata-mata karena mencari keridhaan Allah."

Semoga bermanfaat

Lagi, Kemenag Latih 50 Guru Instruktur Nasional



Kementerian Agama kembali melatih guru instruktur nasional. Sebanyak 50 guru MI dilatih dalam rangka meningkatkan kompetensi.
Sebanyak 40 guru berasal dari Sumatera Selatan, sisanya asal DKI Jakarta.  Mereka disiapkan sebagai Trainer of Training Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (ToT PKB) yang akan bertugas di daerahnya masing-masing. 
Kegiatan ToT PKB Guru MI ini berlangsung empat hari, 23-26 Oktober 2019. Kegiatan digelar dengan kerjasama antara Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah dengan Pusdiklat Teknis Tenaga Pendidikan dan Keagamaan. 
Hadir sebagai narasumber, unsur Ditjen Pendidikan Islam, Widyaiswara Utama Pusdiklat Teknis Tenaga Pendidikan dan Keagamaan, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan, Tim PKB Guru Nasional, Tim Inovasi, dan Tim TASS yang bekerjasama dengan Kedutaan Australia di Jakarta. 
"Dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 seluruh guru madrasah diminta wajib mampu meningkatkan mutu kompetensi dan kualitas keprofesiannya," tegas Direktur GTK Madrasah Suyitno, di Palembang, Jumat (25/10). 
Menurutnya, kegiatan ini bertujuan meningkatkan mutu para guru. Sebab, guru adalah mutu, dan mutu adalah guru. "Kalau tidak bermutu, bukan guru,” tuturnya. 
Lebih lanjut, Guru Besar UIN Raden Fatah ini juga menjelaskan bahwa pelaksanaan PKB Guru dilaksanakan secara masif di beberapa provinsi. Ini merupakan komitmen pemerintah pusat dalam meningkatkan mutu guru termasuk dalam program pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG).
"Guru harus responsif dalam penggunaan sistem informasi berbasis aplikasi online. Contohnya, seluruh guru madrasah diminta mampu mengakses Simpatika secara mandiri tanpa mendelegasikan kepada operator apalagi orang lain,” ucapnya. 
Hal ini penting, kata Suyitno, mengingat ke depan Direktorat GTK Madrasah akan merilis beberapa aplikasi yang terintegrasi dengan Simpatika. Misalnya, Epak, SimPKB dan AKG (Asesmen Kompetensi Guru).
Senada dengan Suyitno, Kepala Pusdiklat Teknis Tenaga Pendidikan dan Keagamaan, Mahsusi menyatakan, setiap guru harus terus mampu belajar karena tugasnya adalah menyinari bayang-bayang yang tidak jelas menjadi jelas. Ketika siswa tidak bisa menjadi bisa, siswa yang tidak tahu menjadi tahu. Oleh karena itu, setiap guru harus memiliki ketabahan hati dan kesabaran dalam melaksanakan proses pembelajaran di madrasah. Salah satu cara untuk merefresh guru adalah dengan pendidikan dan pelatihan (diklat).
"Diklat secara teori adalah subsistem agar sumber daya manusia tidak kadarluarsa. Artinya, tidak semua sistem yang diterapkan guru sepenuhnya sama dengan keinginan guru itu sendiri, namun sebaiknya guru mampu menyesuaikan dengan kebutuhan siswa yang saat ini telah menjadi generasi milenial," tegas Mahsusi.
"Diklat adalah salah satu cara untuk meminimalisasi gap antara kompetensi riil, menuju standar kompetensi ideal," sambungnya. 
Melalui pelaksanaan piloting PKB Guru MI, proses belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah diharapkan bisa berjalan dengan baik, maksimal dan optimal, sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai perkembangan zaman. 

Friday 25 October 2019

Ini Pesan Presiden untuk Wamenag Zainut Tauhid Sa'adi


Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa'adi (Foto: Fkusuma)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini melantik 12 Wakil Menteri (Wamenag) di Istana Negara, Jumat (25/10). Salah satu Wakil Menteri yang dilantik tersebut adalah Zainut Tauhid Sa'adi yang akan bertugas mendampingi Menag Jenderal (Purn) Fachrul Razi menakodai Kementerian Agama.
Usai dilantik, Zainut Tauhid Sa'adi yang saat ini menjabat Wakil Ketua Umum MUI langsung mengunjungi Kantor Kemenag di Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat. Masih mengenakan jas hitam serasi dengan kemeja putih dan dasi merah, kedatangan Zainut bersamaan dengan tibanya Menag Fachrul Razi di Kantor Kemenag. Ia pun disambut sejumlah pejabat eselon I dan II Kemenag. 
Kunjungan Zainut Tauhid Sa'adi ke Kantor Kemenag untuk kali pertama menjabat sebagai Wamenag ini didampinggi sang istri Halimah Salim dan tiga anaknya yakni, M Akbar Zulfickar, Najmi Mumtaza Rabbany dan Naila Shahnaz Aqiela, Jumat. Bersama Sekjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan dan Kepala Biro Umum Kemenag Syafrizal, Zainut Tauhid Sa'adi pun meninjau ruangan Wamenag di Lt4 Kantor Kemenag.
Kepada Humas Zainut Tauhid Sa'adi menyampaikan pesan dan arahan Presiden Joko Widodo kepada dirinya dalam membantu tugas Menag Jenderal (Purn) Fachrul Rozi.
Pertama terkait peningkatan mutu pendidikan madrasah, pondok pesantren dan perguruan tinggi keagamaan lainnya. Menurut pria 56 tahun yang memiliki dua cucu ini, pendidikan mutu pendidikan tersebut sangat penting dalam rangka menciptakan SDM handal.
"Salah satu prioritas program Presiden untuk tahap kedua ini penekanannya pada aspek pengembangan dan peningkatan sumberdaya manusia. Beliau juga berpesan bagaimana meningkatkan mutu pendikan madrasah, pesantren dan pendidikan kegamaan lainnya melalui program kemitraan dengan dunia usaha. Sehingga anak didik memiliki keterampilan yang siap terjun di undia usaha," ujar politikus PPP ini.
Jadi pola-pola membangun kemitraan lanjutnya sangat diperlukan sekali.
Kedua, Presiden juga menyampaikan bagaimana pengembangan dakwah keagamaan agar bernar-benar sesuai tujuan yakni meningkatkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan. 
Pria kelahiran Jepara, Jawa Tengah, 20 Juli 1963 ini dakwah sejatinya mendorong ukuwah persaudaran, semangat persatuan dan sikap toleransi. 
"Presiden memberikan contoh saat ini sering kita mendengar ceramah maupun khotbah yang isinya bukan memberikan kesejukan dan pesan-pesan damai tapi justru yang disampaikan malah penuh dengan pesan provokatif. Ini perlu kita cermati agar jangan sampai dakwah tersebut membuat perpecahan umat Islam dan umat agama lainnya," ujar Zainut Tauhid.
"Ini menjadi perhatian Presiden dan meminta betul bagaimana meningkatkan kualitas paar dai yang tidak sekadar menyampaikan pesan-pesan agama namun memilikimkarifan dan semangat merangkul dan mabnagun semangat persaudaraan. Apalagi di era media sosial ini yang bila tidak dikelola dengan baik justru akan menimbulkan perpecahan umat," tandas Zainut Tauhid.

PIDATO PERTAMA UMAR BIN ABDUL AZIZ SETELAH DILANTIK JADI KHALIFAH



TATKALA Khalifah demi khalifah datang pergi silih berganti, disebut-sebutlah nama Umar bin Abdul Azir untuk menjadi penggantinya.

Nama Umar bin Abdul Aziz digadang-gadang menjadi calon khalifah yang baru.
Tapi apa kata Umar?

Umar Bin Abdul Aziz diangkat menjadi Khalifah pada dinasti Bani Umayyah, hari Jum’at tanggal 10 Shafar tahun 99 Hijriyah, menggantikan khalifah sebelumnya, Sulaiman Bin Abdul Malik.

Saat diumumkan di depan publik namanya disebut sebagai pengganti, seluruh hadirin pun serentak menyatakan persetujuannya. Tapi tidak dengan Umar. Sang Khalifah menangis terisak-isak. Ia memasukkan kepalanya ke dalam dua lututnya dan menangis sesunggukan.

Umar bin Abdul Aziz bahkan mengucapkan Inna lillahi wa Inna ilaihi raji’uun, bukannya Alhamdulillah atau mengadakan pesta, sebagaimana kebanyakan pejabat.

“Demi Allah, ini sama sekali bukanlah atas permintaanku, baik secara rahasia ataupun terang-terangan,” ujar cicit dari Khulafaur Rasyidin kedua Umar bin Khattab ini.

Di atas mimbar Umar Bin Abdul Aziz berpidato: “Wahai manusia, sesungguhnya aku telah dibebani dengan pekerjaan ini tanpa meminta pendapatku lebih dulu, dan bukan pula atas permintaanku sendiri, juga tidak pula atas musyawarah kaum muslimin. Dan sesungguhnya aku ini membebaskan saudara-saudara sekalian dari baiat di atas pundak saudara-saudara, maka pilihlah siapa yang kamu sukai untuk dirimu sekalian dengan bebas!”

Ketika semua hadirin telah memilihnya dan melantiknya, Umar berpidato dengan ucapan yang menggugah. “Taatlah kamu kepadaku selama aku ta’at kepada Allah. Jika aku durhaka kepada Allah, maka tak ada keharusan bagimu untuk taat kepadaku.”

“Aku bukan orang yang paling baik dikalangan kamu sedangkan aku cuma orang yang paling berat tanggungannya dikalangan kamu, aku mengucapkan ucapan ini sedangkan aku tahu aku adalah orang yang paling banyak dosa di sisi Allah.”

Usai berpidato, khalifah menangis kemudian melanjutkan, “Alangkah besarnya ujian Allah kepadaku.”

Jika kebanyakan pejabat berpesta ria saat kenaikan pangkat dan meraih kekuasaan, Umar bin Abdul Aziz malah banjir air mata karena takut pertanggungjawabanya di hadapan Allah pada hari kiamat kelak tak mampu dipikulnya.

Sikapnya tak hanya ditunjukkan di mimbar. Ia justru hidup dalam kezuhudan dan wara’. Ketika ia disodori kendaraan “dinas” yang supermewah berupa beberapa ekor kuda tunggangan, lengkap dengan kusirnya, Umar menolak, dan malah menjual semua kendaraan itu, lalu uang hasil penjualannya diserahkan ke Baitul Maal. Termasuk semua tenda, permadani dan tempat alas kaki yang biasanya disediakan untuk khalifah yang baru.

Dalam sejarah peradaban Islam disebutkan, Umar bin Abdul Aziz merupakan Khalifah Dinasti Umayyah yang membawa Daulah Umayyah mencapai puncak kejayaan. Menurut para ahli sejarah, gaya kepemimpinannyamirip dengan gaya kepemimpinan khulafaur Rasyidin. Dialah satu-satunya khalifah Bani Umayyah yang tidak dicela oleh para khalifah Bani Umayyah pada masa selanjutnya.

* dari berbagai sumber

Sunday 20 October 2019

NAMA - NAMA ISTERI RASULULLAH SAW dan ALASAN BELIAU MENIKAHINYA


Berikut nama-nama istri Rasulullah Saw, usia mereka dinikahi, usia Rasul menikahi, statusnya, kondisinya, serta alasan mengapa Rasul menikahinya.

1. Nama : Khadijah
Status : 2 kali janda
Usia Dinikahi : 40 thn
Usia Rasul : 25 thn
Kondisinya : Pengusaha, Keturunan Bangsawan, memiliki 4 anak dari pernikahan sebelumnya, memiliki 6 anak dari Rasulullah..
Alasan dinikahi: Petunjuk Allah SWT, karena dia adalah wanita tulus mendukung dakwah Nabi.

2. Nama : Aisyah ra
Status : gadis
Usia dinikahi : 11 tahun (tetapi tinggal serumah dengan Nabi setelah usia 19 tahun)
Usia Rasul : 52 tahun
Kondisinya :
Cantik, cerdas, putri Abu Bakar Ash-Shiddiq...
Alasannya :
petunjuk Allah SWT(lewat mimpinya 3 malam berturut-turut)...
hikmahnya :
Rasulullah mengajarkan tentang kewanitaan kepada Aisyah agar disampaikan kepada para umatnya kelak. Aisyah banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah yang disampaikan pada umat.

3. Nama : Saudah binti Zum’ah
Status : janda
Usia dinikahi : 70 thn
Usia Rasul : 52 thn
Kondisi :
Wanita kulit hitam, janda dari sahabat nabi yang menjadi perisai Nabi saat perang. Memilih 12 anak dari pernikahan dengan suami pertama...
Alasannya :
Menjaga keimanan Saudah dari gangguan kaum musyrikin

4. Nama : Zainab Binti jahsy
Status : Janda
Usia dinikahi : 45 thn
Usia Rasul : 56 thn
Kondisi :
Mantan zaid bin Haritsah...
Alasan :
Perintah Allah SWT bahwa pernikahan harus sekufu, Zainab adalah mantan istri anak angkatnya Rasulullah. Sekaligus menginformasikan bahwa anak angkat tidak bisa dijadikan anak kandung secara nasab. Maka istrinya tetap bukan mahrom untuk ayah angkatnya. Jadi boleh dinikahi.

5. Nama : Ummu Salamah
Status : Janda
Usia dinikahi : 62 thn
Usia Rasul : 56 thn
Kondisi :
Putri bibi Nabi, seorang janda yang pandai berpidato dan mengajar...
Alasan :
Perintah Allah SWT untuk membantu dakwah Nabi...

6. Nama : Ummu Habibah
Status : Janda
Usia dinikahi : 47 thn
Usia nabi : 57 tahun
Kondisi :
mantan istri Ubaidillah bin Jahsy, cerai karena suaminya pindah agama menjadi nashrani...
Alasan :
Untuk Menjaga keimanan Ummu Habibah agar tidak murtad...

7. Nama : Juwairiyyah bin Al-harits
Status : Janda
Usia dinikahi : 65 thn
Usia Nabi : 57 tahun
Kondisi :
Tawanan perang yang dinikahi oleh Rasulullah, tidak memiliki sanak saudara, dan memiliki 17 anak dari pernikahan yang pertama....
Alasan :
Petunjuk Allah SWT, memerdekakan perbudakan dan pembebasan dari tawanan perang dan menjaga ketauhidan..

8. Nama : Shafiyah binti hayyi
Status : 2 kali janda
Usia dinikahi : 53 thn
Usia Nabi : 58 tahun
Kondisi :
Wanita muslimah dari kalangan yahudi bani nadhir, memiliki 10 anak dari pernikahan sebelumnya...
Alasan :
Rasulullah menjaga keimanan shafiyyah dari boikot orang yahudi...

9. Nama :Maimunah Binti al-harits
Status : Janda
Usia dinikahi : 63 thn
Usia Nabi : 58 tahun
Kondisi :
Mantan istri Abu Ruham bin Abdul Uzza
Alasan :
Istri rasulullah dari kalangan yahudi bani kinanah. Menikah dengan Rasulullah adalah untuk menjaga dan mengembangkan dakwah di kalangan bani nadhir...

10. Nama : Zainab binti Khuzaimah
Status : Janda
Usia dinikahi : 50 thn
Usia Nabi : 58 tahun
Kondisi :
Seorang janda yang banyak memelihara anak yatim dan orang yang lemah di rumahnya. Mendapat gelar ibu para masakin...
Alasan :
Petunjuk Allah SWT untuk bersama2 menyantuni anak yatim dan orang lemah..

11. Nama : Mariyah Al-Qibtiyah
Status : Gadis
Usia dinikahi : 25 thn
Usia Nabi : 59 tahun
Kondisi :
Seorang budak yang dihadiahkan oleh raja muqauqis dari Mesir...
Alasan :
Menikahi untuk memerdekakan dari kebudakan dan menjaga keimanan mariyah

12. Nama : Hafsah binti umar
Status : Janda
Usia dinikahi : 35 thn
Usia Nabi :61 tahun
Kondisi :
Putri sabahat Umar bin Khattab. Janda dari Khunais bin Huzafah yang meninggal karena perang uhud...
Alasan :
Petunjuk Allah SWT . hikmah : Hafsah adalah wanita pertama yang hafal alqura’an. Dinikahi oleh rasulullah agar bisa menjaga keotentikan alquran...

Semoga hal ini menambah kecintaan kita kpd keluarga Nabi

Saturday 19 October 2019

RASA MALU SAYYIDAH FATIMAH RA


Suatu ketika Sayyidah Fatimah Azzahra putri tercinta Rasulullah ﷺ berada di depan rumah beliau, tiba-tiba ada janazah yang hendak di bawa kekuburan lewat di depan sayyidah Fatimah Azzahra.
Saat itu Sayyidah Fatimah bersama Sayyidah Asma binti khumaisy yang biasa menemani dan menghibur Sayyidah Fatimah setelah kepergian Rasulullah ﷺ.

Tiba-tiba saat itu Sayyidah Fatimah menangis tersedu-sedu hingga
membuat Sayyidah Asma panik lalu bertanya, “wahai putri Rasulullah, kenapa engkau menangis melihat janazah itu? ada apa dengan janazah itu?.”

Sayyidah fatimah menjawab, "setiap orang yang mati akan dibungkus dengan kain kafan yang rapat lalu akan di bawa kelokasi pemakaman dengan di panggul oleh orang-orang yang membawanya?.” (Dahulu sebelum adanya keranda mayat jika ada orang meninggal maka di saat di bawa ke kubur janazah di panggul di atas pundak orang-orang yang membawanya).
Sayyyidah Asma menjawab, “Tentu wahai putri Rasulullah?.”
Kemudian Sayyidah Fatimah melanjutkan, "Dan akupun kelak akan di bawa kekubur seperti itu?.”

Sayyidah Asma menjawab “Benar wahai putri Rasulullah."

Lalu Sayyidah Fatimah melanjutkan ”Itulah yang menjadikan aku menangis, sungguh aku sangat malu jika nanti aku meninggal kemudian di bungkus kain kafan dengan rapat lalu di angkat di atas punggung orang-orang yang membawaku kekubur, sementara orang yang mengiring janazahku akan melihatku, sungguh aku sangat malu karena saat itu mereka akan melihat lekuk-lekuk tubuhku."
Mendengar ungkapan Sayyidah Fatimah ini Sayyidah Asma berkata "wahai putri Rasulullah ﷺ, disaat aku ke negeri Habasyah aku melihat janazah yang di bawa kekubur, janazah diletakkan di sebuah tempat yang di sebut keranda, aku pikir itu bisa menutupi pandangan orang dari melihat lekuk tubuh janazah yang dibawa."

Mendengar cerita Sayyidah Asma ini tiba-tiba tangis Sayyidah Fatimah terhenti dan wajah beliau berubah berseri-seri sambil berkata ”wahai Asma sungguh aku berwasiat, jika aku mati nanti tolong buatkan aku keranda mayat seperti yang engkau ceritakan agar lekuk tubuhku tidak terlihat saat di bawa kekuburan."
Dan benar setelah Sayyidah Fatimah meninggal, maka di buatlah keranda mayat untuknya.

Yang perlu di cermati dari kisah ini adalah sifat mulia Sayyidah Fatimah yang senantiasa merasa malu jika ada yang melihat lekuk tubuhnya, meskipun disaat beliau sudah meninggal. Dan karena rasa malu yang dimiliki oleh Fatimah inilah menjadi rahasia, kenapa Sayyidah Fatimah menjadi wanita yang paling mulia dan dicintai Rasulullah ﷺ.

Semoga para pecinta sayyidah Fathimah Albatul binti Muhammad ArRasul, kelak dikumpulkan bersama Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

Tuesday 8 October 2019

HUKUMAN YANG TIDAK TERASA


Seorang murid mengadu kepada gurunya:

"Ustadz, betapa banyak kita berdosa kepada Allah dan tidak menunaikan hakNya sebagaimana mestinya, tapi saya kok tidak melihat Allah menghukum kita"

Sang Guru menjawab dengan tenang :

"Betapa sering Allah menghukummu tapi engkau tidak terasa"

"Sesungguhnya salah satu hukuman Allah yang terbesar yang bisa menimpamu wahai anakku, ialah:

Sedikitnya taufiq (kemudahan) untuk mengamalkan ketaatan dan amal amal kebaikan"

Tidaklah seseorang diuji dengan musibah yang lebih besar dari "kekerasan hatinya dan kematian hatinya".

Sebagai contoh:

Sadarkah engkau, bahwa Allah telah mencabut darimu rasa bahagia dan senang dengan munajat kepadaNya, merendahkan diri kepadaNya, menyungkurkan diri hanya kepadaNYA?

Sadarkah engkau tidak diberikan rasa khusyuk dalam shalat..?

Sadarkah engkau, bahwa  beberapa hari hari mu telah berlalu dari hidupmu, tanpa membaca Al-Qur'an, padahal engkau mengetahui kalau itu adalah firman atau perkataan penciptamu sebagaimana

Allah SWT berfirman:

لَوْ أَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْءَانَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُۥ خٰشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ  ۚ  وَتِلْكَ الْأَمْثٰلُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
lau anzalnaa haazal-qur`aana 'alaa jabalil laro`aitahuu khoosyi'am mutashoddi'am min khosy-yatillaah, wa tilkal-amsaalu nadhribuhaa lin-naasi la'allahum yatafakkaruun

"Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir."
(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 21)

Tapi engkau tidak tersentuh dengan Ayat Ayat Al-Qur'an, seakan engkau tidak mendengarnya...

Sadarkah engkau, telah berlalu beberapa malam yang panjang sedang engkau tidak melakukan Qiyamullail di hadapan Allah, walaupun terkadang engkau begadang...

Sadarkah engkau, bahwa telah berlalu atasmu musim musim kebaikan seperti: Ramadhan.. Enam hari di bulan Syawwal.. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dst.. tapi engkau belum diberi taufiq untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya..??

Hukuman apa lagi yang lebih berat dari itu..???
Ketika engkau merasakan beratnya mengamalkan banyak ketaatan amal ibadah..???

Allah menahan lidahmu untuk berdzikir, beristighfar, membaca al-quran dan berdo'a kepadanya..???

Terkadang engkau merasakan bahwa engkau lemah di hadapan hawa nafsu..???

Hukuman apa lagi yang lebih berat dari semua ini..???

Sadarkah engkau, malah yang di mudahkannya bagimu adalah bentuk bentuk kezdaliman mengunjing, mengumpat, mengadu domba, berdusta, memandang rendah orang lain serta senang melihat dan memandang kepada yang haram haram..???

Sadarkah engkau, bahwa Allah membuatmu lupa kepada Akhirat, lalu Allah menjadikan dunia sebagai perhatian terbesarmu dan ilmu tertinggi..???

Semua bentuk pembiaran tersebut dengan berbagai bentuknya yg melalaikan dirimu, seperti itulah beberapa bentuk hukuman Allah kepadamu, sedang engkau tidak menyadarinya...

Waspadalah, agar engkau tidak terjatuh ke dalam dosa dosa dan meninggalkan kewajiban kewajiban. Karena hukuman yang paling ringan dari Allah terhadap hambaNya ialah:

"Hukuman yang terasa"pada harta, istri atau anak, atau kesehatan.

Sesungguhnya hukuman terberat ialah: "Hukuman yang tidak terasa" pada kematian hati, lalu kita tidak merasakan nikmatnya ketaatan, dan tidak merasakan sakitnya dosa.

Karena itu perbanyaklah di sela sela harimu amalan kebaikan  dan beristighfar, semoga Allah Swt selalu  menghidupkan hati kita. Aamiin

Sunday 6 October 2019

Kemenag akan Gelar Konferensi Internasional Keagamaan dan Pendidikan

Kabadan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Abd. Rahman Mas'ud pada Press Conference 1st INCRE 2019 di Aula HM Rasjidi, Kementerian Agama Thamrin, J
Balitbang dan Diklat Kemenag akan menggelar konferensi internasional tentang keagamaan dan pendidikan atau International Conferece on Religion and Education (INCRE). Gelaran perdana ini akan berlangsung di Bintaro, Tangerang, 8-10 Oktober 2019.
Kepala Balitbang dan Diklat Kemenag, Abd Rahman Mas'ud mengatakan,  INCRE 2019 akan mempertemukan para tokoh agama dan pakar pendidikan dunia. Menurutnya, ada tiga tujuan dari pertemuan ini. Pertama, menguatkan sikap moderasi beragama sesama negara ASEAN melalui pendidikan agama.
Kedua,  merumuskan pemikiran tentang agama dan pendidikan agama yang mampu merespon tantangan dunia kotemporer. "Tujuan ketiga, mendialogkan berbagai pemikiran agama dan pendidikan agama dalam menjawab permasalahan kekinian," ujarnya di Jakarta, Jumat (04/10).
INCRE 2019 rencananya akan dibuka Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang juga akan menyampaikan Keynote speech. Dalam plenary session, akan hadir sejumlah narasumber, antara lain: Prof.Dr. Mounir Rousiss (Dekan Fakultas Ushuludin Universitas Zaitunah Tunisia), Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA (Guru Besar UIN Jakarta), Prof. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D. (Kepala Badan Litbang dan Diklat). Akan hadir juga narasumber dari 10 Negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja, Brunei, Timor Leste dan Philipina).
Kegiatan ini, lanjut Rahman, dilengkapi dengan presentasi 80 makalah terpilih dari kegiatan call for paper. Diperkirakan, akan hadir 120 peserta aktif dan 80 peserta undangan saat pembukaan.
“Target kegiatan ini adalah, pertemuan dan komunikasi tokoh umat beragama negara-negara ASEAN, terjadinya pertemuan gagasan dan pemikiran agama dan pendidikan dalam menjawab berbagai persoalan," tutur Kabadan. 
"Hasilnya adalah naskah naskah kerjasama antar negara ASEAN dalam pengembangan moderasi beragama dan pendidikan serta tersusunnya prosiding internasional yang terindeks global,” sambungnya.
Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Amsal Bahtiar mengatakan INCRE 2019 merupakan perluasan dari kegiatan rutin konsultasi pemerintah dengan tokoh agama. Sejak 2010, Balitbang Diklat Kemenag menggelar pertemuan tingkat nasional guna membahas beberapa permasalahan seperti pendidikan, hisab rukyat, masalah haji, produk halal dan ekonomi umat. 
Pertemuan ini dikenal dengan “Halaqah Ulama Nasional”. Ada sejumlah tokoh ulama dan cendekiawan nasional yang terlibat, antara lain: KH Sahal Mahfudz (alm), KH Maemun Zubeir (alm), KH Tholhah Hasan (alm), KH Hasyim Muzadi (alm), Prof Malik Fajar, Prof. Dr. Azumardi Azra, KH Afifuddin, dan Prof, Dr. Kh Said Agiel Siroj.
Tahun 2015, bersamaan dengan pemberlakukan Mayarakat Ekonomi ASEAN (MEA), lanjut Amsal, kegiatan ini diperluas menjadi “Halaqah Ulama ASEAN”. Hadir sejumlah tokoh, di antaranya: Dr Norarfan (Brunei), Dr. Ahmad Kamil (Thailand), Dr. Ibrahim (Philipina), Dr. Khoirudin Al Juneid (Singapura), Dr. Farid Hosen (Kamboja) dan Mr. Than Than (Vietnam).
“Saat itu berbagai gagasan dibangun seperti gagasan pengarusutamaan model Islam moderat dalam lingkup ASEAN,” tuturnya. 
Seiring berjalannya waktu, ada pemikiran pertemuan tokoh agama dan tokoh pendidikan tidak hanya dari kalangan Islam tapi melibatkan tokoh agama dan pendidikan lintas agama. Tahun 2018 Forum Komunikasi ini menghasilkan gagasan untuk membangun komunikasi dan kerjasama lintas agama dalam memajukan pendidikan dan peradaban bersama.

Saturday 5 October 2019

Bagaimana Buku Agama Madrasah Disusun? Ini Dasar Filosofisnya


Sekjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan saat memberikan arahan pada workshop penyusunan buku madrasah di Surabaya (foto: Istimewa)
Kemenag menggelar Workshop Penyusunan Buku Madrasah. Program yang digawangi Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah ini akan menyusun sejumlah buku pelajaran agama yang akan digunakan di madrasah.
Ada lima mata pelajaran agama di madrasah atau yang disebut dengan Dirasah Islamiyah. Kelimanya adalah Alquran Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab.
Sekjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan mengatakan, Dirasah Islamiyah bisa dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu: sebagai rumpun ilmu, bidang ilmu, dan spesialisasi ilmu. “Dirasah Islamiyah sebagai rumpun ilmu pada jenjang madrasah, dari MI sampai MA; sebagai bidang ilmu pada jenjang Strata 1, sedang sebagai spesialisasi ilmu pada S2 dan S3,” kata M Nur Kholis Setiawan di Surabaya, Kamis (03/10).
Menurutnya, lima mata pelajaran agama yang diajarkan di madrasah adalah ekstrak dari Dirasah Islamiyah dengan dasar filosofis sebagai berikut:
Pertama, Al-Quran Hadis. Mata pelajaran ini mengenalkan dan mengarahkan peserta didik pada sumber segala sumber. "Sumber kebenaran dari sudut pandang manapun adalah Alquran dan sunah," ujarnya.
Kedua, Fikih. Ini merupakan mata pelajaran yang mengajarkan intelektualitas, kreatifitas berpikir dan keberanian berpikir. Mata pelajaran Fikih bukan hanya hafalan, tetapi kreatifitas berpikir. Fikih juga mengajarkan toleransi dan menghargai pendapat. "Karena dalam fikih tidak bisa dielakkan adanya varian perbedaan pendapat," jelasnya.
Ketiga, Akidah Akhlak. Mata pelajaran ini menanamkan pondasi agar siswa tidak terjebak ekstrimisme, baik kiri (liberalisme) maupun kanan (radikalisme). "Ada keseimbangan antara moraliras dan intelektualitas," jelasnya.
Keempat, Sejarah Kebudayaan Islam. Mata pelajaran ini hendak memberikan contoh. Ketika Alquran hadis mengajarkan sumber kebenaran, fikih mengajarkan intelektualitas, kreatifitas dan keberanian berpikir, maka Sejarah Kebudayaan Islam menyajikan contoh kehidupan masa lalu.
“Apa yang sudah dipraktikkan oleh para ulama. Tokoh-tokoh ilmuan Islam tidak pernah tabu berbeda pendapat, meski hubungan guru murid. Apa yang disuguhkan dalam SKI adalah contoh peradaban Islam, ada toleransi, kreatifitas berpikir, kebebasan berpikir, tetapi pada saat yang sama ada ketawadhuan (akhlak),” papar M Nur Kholis Setiawan.
Kelima, Bahasa Arab. Ini menjadi sumber utama Islam karena Alquran berbahasa Arab. Bahasa Arab diajarkan dalam rangka menggali kebenaran dari sumber kebenaran, juga dalam rangka mengkaji metode berpikir para ulama. 
“Bahasa Arab yang diajarkan di Madrasah, juga di pesantren adalah bahasa peradaban klasik. Materi Bahasa Arab sekarang hendaknya dimasukkan bahasa arab modern, sebagai modal pergaulan dunia,” tambah M Nur Kholis Setiawan.
Terakhir, M Nur Kholis Setiawan menyampaikan bahwa pada RPJMN 2020, Kementerian Agama menjadi leading sector dalam penguatan Moderasi Beragama. Untuk itu, buku yang disusun harus selaras dengan penguatan moderasi beragama sejak dini.

Saturday 28 September 2019

Wasiat Imam Syafi'i Sebelum Berpulang Ke Rahmatullah


Sebelum Imam Syafi'i berpulang ke rahmatullah,

beliau sempat berwasiat kepada para muridnya dan umat Islam seluruhnya.

Berikut ialah kandungan wasiat tersebut:

"Barangsiapa yang ingin meninggalkan dunia dalam keadaan selamat maka hendaklah ia mengamalkan sepuluh perkara."

PERTAMA: HAK KEPADA DIRI.
Iaitu: Mengurangkan tidur, mengurangkan makan, mengurangkan percakapan dan berpada-pada dengan rezeki yang ada.

KEDUA: HAK KEPADA MALAIKAT MAUT
Iaitu: Mengqadhakan kewajipan-kewajipan yang tertinggal, mendapatkan kemaafan dari orang yang kita zalimi, membuat
persediaan untuk mati dan merasa cinta kepada Allah.

KETIGA : HAK KEPADA KUBUR
Iaitu : Membuang tabiat suka menabur fitnah, membuang tabiat kencing merata-rata, memperbanyakkan solat Tahajjud dan membantu orang yang dizalimi.

KEEMPAT: HAK KEPADA MUNKAR DAN NAKIR
Iaitu : Tidak berdusta, berkata benar, meninggalkan maksiat dan nasihat menasihati.

KELIMA : HAK KEPADA MIZAN (NERACA TIMBANGAN AMAL
PADA HARI KIAMAT)
Iaitu : Menahan kemarahan, banyak berzikir, mengikhlaskan amalan dan sanggup menanggung kesusahan.

KEENAM : HAK KEPADA SIRAT (TITIAN YANG MERENTANGI
NERAKA PADA HARI AKHIRAT)
Iaitu : Membuang tabiat suka mengumpat, bersikap warak, suka membantu orang beriman dan suka berjemaah.

KETUJUH : HAK KEPADA MALIK (PENJAGA NERAKA)
Iaitu : Menangis lantaran takutkan Allah SWT, berbuat baik kepada ibu bapa, bersedekah secara terang-terangan serta sembunyi dan memperelok akhlak.

KELAPAN : HAK KEPADA RIDHWAN (MALAIKAT PENJAGA
SYURGA)
Iaitu : Berasa redha dengan Qadha’ Allah, bersabar menerima bala, bersyukur ke atas nikmat Allah dan bertaubat dari melakukan maksiat.

KESEMBILAN : HAK KEPADA NABI S.A.W
Iaitu : Berselawat ke atas baginda, berpegang dengan syariat, bergantung kepada as-Sunnah (Hadith), menyayangi para sahabat, dan bersaing dalam mencari keredhaan Allah.

KESEPULUH : HAK KEPADA ALLAH SWT
Iaitu : Mengajak manusia ke arah kebaikan, mencegah manusia dari kemungkaran, menyukai ketaatan dan membenci kemaksiatan.

Friday 27 September 2019

Lebih 31.000 Guru PAI Lolos Dokumen Pretest PPG



Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama telah menyelesaikan proses verifikasi dan validasi dokumen pengajuan Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI). Total ada 33.600 dokumen dan dari jumlah itu sebanyak 31.645 dokumen dinyatakan lolos dan valid. 
“Seluruh GPAI yang dinyatakan lolos, akan mengikuti tahap selanjutnya, yaitu seleksi akademik GPAI atau pretest,” tegas Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin saat Rapat Koordinasi Pelaksanaan Sertifikasi Guru PAI yang berlangsung pada tanggal 25-27 September 2019 di Bekasi. Rakor ini diikuti 70 peserta, terdiri atas Kepala Bidang PAI/PAKIS atau Kepala Seksi dan admin/operator data Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia.
Menurutnya, pretest akan dilaksanakan serentak pada rentang 4 - 8 November 2019 di tiga zona. Durasi pelaksanaan seleksi di setiap zona tergantung dari jumlah peserta dan ketersediaan tempat ujian kompetensi. Setelah mengikuti pretest, selanjutnya para peserta akan mengikuti proses sertifikasi melalui PPG secara bertahap.
Kamaruddin Amin mengatakan, anggaran Kementerian Agama untuk menyelenggarakan PPG masih sangat terbatas. Selama ini, anggaran yang teralokasikan hanya cukup untuk membiaayai sekitar 2000 GPAI. Sejalan dengan itu, Kamaruddin mengaku bahwa pihaknya tengah mempersiapkan regulasi yang mengatur agar guru dapat membiayai sendiri pelaksanaan sertifikasinya.
“Pada 2020, kita berharap peserta yang akan disertifikasi mencapai 8000 hingga 10.000,” kata Kamarunddin Amin.
Hal senada disampaikan Direktur Pendidikan Agama Islam Rohmat Mulyana. “Kemampuan pemerintah dalam mensertifikasi guru per tahun hanya pada kisaran duaribuan. Itu berarti, butuh waktu sekitar lima belas tahun untuk menyelesaikan sertifikasi guru PAI yang mencapai 30ribu," jelasnya. 
“Direktorat berkomitmen menindaklanjuti kebutuhan regulasi dalam mensupport kesuksesan pelaksanaan sertifikasi dan perangkat-perangkatnya,” sambungnya.
Kasubdit PAI pada PTU yang juga selaku leading sector sertifikasi guru melalui jalur PPG Nurul Huda mengatakan, verifikasi dan validasi dokumen PPG GPAI ini telah dilakukan sejak dua bulan lalu. Ketentuannya, guru yang boleh mengusulkan adalah guru yang diangkat (baca: ditetapkan) hingga tahun 2015. 
Nurul menambahkan, ada hal baru dalam pelaksanaan seleksi akademik november mendatang. Pertama, proses seleksi akademik akan menggunakan sistem Computer Based Test (CBT) yang telah dibuat Direktorat PAI. Kedua, tempat pelaksanaan tes atau tempat uji kompetensi (TUK) akan lebih banyak menggunakan laboratorium komputer madrasah dan PTKI. Ketiga, dilaksanakan secara nasional dan melibatkan semua elemen Kementerian Agama, pusat hingga daerah.
“Tahun ini kita akan menggunakan laboratorium yang dimiliki madrasah atau PTKIN. Khusus daerah yang tidak ada madrasah yang memiliki laboratorium atau jauh dari PTKI, dapat menggunakan laboratorium sekolah,” ujarnya.
Usai mengikuti Rakor, Nurul berharap para Kabid PAI/PAKIS dapat segera mensosialisasikan pelaksanaan pretes kepada GPAI. “Kita semua berharap, prosentase tingkat kelulusan pretes GPAI ini juga tinggi,” tandasnya. 

DIALOG MUSAFIR . . .


Ketika seorang musafir ‘arif billah ditanya tentang asal-muasal dirinya,,
ia menjawab dengan ikhlas dan jelas…

Darimana anda datang??
MINALLAH,,, dari Allah,,,,

Akan Ke mana anda pergi???
ILALLAH,,, menuju Allah,,,

Bersama siapa anda pergi???
MA’ALLAH,,, bersama Allah,,,

Di jalan apa yang anda tempuh??
FI SABILILLAH,,, di jalan Allah,,,

Anda sebenarnya milik siapa??
INNA LILLAH,,, Kami sesungguhnya milik Allah,,,

Kepada siapa anda kembali??
ILAIHI ROJI’UN,,, KepadaNya (Allah) kami kembali,,,

Kepada siapa anda beriman???
AMANTU BILLAH,,,, Saya beriman kepada Allah,,,

Kepada siapa anda berserah diri??
ASLAMTU ILALLAH,,, Berserah diri kepada Allah,,,

Kepada siapa anda beribadah/mengabdi???
A’BUDULLAH,,, Saya mengabdi kepada Allah,,,

Kepada siapa anda mohon perlindungan????
A’UDZU BILLAH,,, Saya berlindung kepada Allah,,,

Kepada siapa anda tawakal???
TAWAKALTU ‘ALALLAH,,, Bertawakal kepada Allah,,,

Atas nama siapa anda beramal kebajikan??
BISMILLAH,,, Atas nama Allah,,

Kepada siapa anda bersyukur??
ALHAMDULILLAH,,, Segala puji bagi Allah,,,

Untuk siapa anda hidup???
LILLAH,,, Untuk Allah,,,

Dari mana datangnya rahmat dan hidayah???
MIN ‘INDILLAH,,, dari sisi Allah,,,

Dalam hidup, apa yang sebenarnya anda cari??
MARDHATILLAH,,, Saya mencari Ridha Allah,,

Insan datang dari Allah,,,,
Pergi menuju Allah,,,,
Hidup bersama Allah,,,
Beramal untuk Allah,,,,
Tawakal kepada Allah,,,,
Kembali Kepada Allah,,,,

Thursday 19 September 2019

Keutamaan Bersholawat di Hari Jum’at


Rasulullah SAW bersabda:
“Paling dekat tempat di antara kalian padaku di hari Qiyamat adalah yang paling banyak bersholawat untukku di dunia, barangsiapa bersholawat padaku di hari dan malam jumat, Allah penuhi untuknya 100 kebutuhan, terdiri dari 70 kebutuhan akhirat dan 30 kebutuhan dunia, kemudian Allah mewakilkan malaikat untuk menyampaikan sholawat itu dalam pusaraku layaknya hadiah-hadiah yang diberikan pada kalian, seraya memberi khabar padaku siapa nama, nasab hingga suku orang yang bersholawat untukku, kemudian aku tetapkan namanya pada lembaran putih”
 (HR. Baihaqi ~ Si’abil Imaan III/111 dan Ibnu ‘Asyaakir VII/109).
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga di tiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. Oleh karena itu perbanyaklah shalawat di hari Jum’at, karena shalawat akan disampaikan kepadaku,
Kemudian para sahabat bertanya pada Nabi, “Bagaimana shalawat kami dapat tersampaikan padamu, sementara engkau (wahai Nabi) telah meninggal?” Nabi pun menjawab “Sesungguhnya Allah ‘azza wa ‘alaa mengharamkan bumi memakan jasad-jasad kami.”
(HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dari hadits Aus bin Aus)” .

إذا كان يوم الجمعة وليلة الجمعة فأكثروا الصلاة علي.

“Saat hari dan malam Jum’at perbanyaklah bersholawat kepadaku (Nabi)”. [ Al-Umm ~ Assyaafi’i I/208 ].
Sholawat pada Nabi dapat dilakukan setiap saat, kapan saja karena sholawat mampu menjadi washilah li naili arfa’id darojaat (perantara untuk menggapai paling tingginya derajat), hanya saja dalam beberapa kondisi sholawat teramat sangat diprioritaskan untuk diperbanyak, seperti ungkapan Imam Syafi’I berikut ini:

قال الشافعي رضي الله عنه: (أحب كثرة الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم في كل حال، وأنا في يوم الجمعة وليلتها أشد استحباب) انتهى

“Aku suka membaca banyak sholawat pada Nabi SAW setiap saat, dan membacanya saat hari jum’at serta malamnya aku lebih teramat menyukainya.”
Rasulullah SAW bersabda :

 ﻣﺎ ﺻﻠﻰ ﻋﻠﻲ ﺍﺣﺪ ﺑﺄﻓﻀﻞ ﻣﻦ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻔﺎﺗﺢ لمااغلق

Artinya : “Tidaklah seseorang membaca sholawat kepadaku dengan sholawat yang paling utama, melainkan ia membaca dengan sholawat fatih limaa ughliq”
Ini adalah Sholawat Fatih Limaa Ughliq

۞ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ۞

۞ ﺍﻟﻔَﺎﺗِﺢِ ﻟِﻤَﺎ ﺃُﻏْﻠِﻖَ ۞

۞ ﻭَﺍﻟﺨَﺎﺗِﻢِ ﻟِﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ ۞

۞ ﻧَﺎﺻِﺮِ ﺍﻟﺤَﻖِّ ﺑِﺎﻟﺤَﻖِّ ۞

۞ ﻭَﺍﻟﻬَﺎﺩِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِﻚَ ﺍﻟﻤُﺴْﺘَﻘِﻴﻢِ ۞

۞ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﺣَﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭَﻣِﻘْﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴﻢِ ۩

Allahumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammad

Al Faatihi Limaa Ughliq wal Khootimi Limaa Sabaq
Naa Shiril Haqqi bil Haq
Wal Haadii ilaa Shiroothikal Mustaqiim
Wa ‘alaa aalihi Haqqo Qodrihi wa Miqdaarihil ‘Adziim.

Sunday 15 September 2019

Akhiri Operasional, PPIH Rumuskan Rencana Perbaikan Haji 2020

    Masa operasional ibadah haji tahun 1440H/ 2019M akan segera berakhir. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) merangkum beberapa catatan selama pelaksanaan operasional haji di Arab Saudi tahun 1440 H/2019. Catatan ini nantinya akan dijadikan sebagai bahan perbaikan bagi penyelenggaraan ibadah haji tahun mendatang. 
Ketua PPIH Endang Jumali mengatakan, “tentu tujuannya adalah bagaimana kita bisa melakukan evaluasi dan merumuskan inovasi-inovasi yang harus disiapkan pada operasional haji tahun 1441 H/2020 M."
Aspek yang menjadi fokus peningkatan tahun depan di antaranya  pelaksanaan Bimbingan Manasik dan Ibadah sepanjang tahun. Implementasi Bimbingan Manasik dan Ibadah sepanjang tahun ini dengan memaksimalkan peran KUA Kecamatan yang pelaksanaannya  berbasis regu dan rombongan. Di samping itu juga akan pengayaan materi bimbingan yang sesuai dengan kondisi jemaah dan kondisi kekinian yang terjadi di Arab Saudi.
Terkait hal ini, Dirjen PHU selaku penanggung jawab PPIH, Nizar Ali mengatakan bahwa dengan pola manasik haji berbasis ketua regu dan ketua rombongan, nantinya diharapkan jemaah dapat mandiri dan meminimalisir ketergantungan terhadap konsultan atau pembimbing ibadah.
“Materinya juga spesifik, misalkan bagaimana bimbingan manasik bagi jemaah usia lanjut, selama ini kan hanya satu, padahal perlakuannya berbeda,” tuturnya.
Aspek lain yang menjadi perhatian adalah perbaikan manajemen penyelenggaraan badal haji dan safari wukuf. Nizar mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan agar dapat menguatkan sinergi antara petugas kesehatan dan petugas dari Kemenag dalam memperoleh data badal haji dan safari wukuf.
Selain itu, PPIH Arab Saudi tahun 1440H/ 2019M juga akan  mempertahankan pola penempatan jemaah di Makkah dengan sistem zonasi berbasis embarkasi. 
“Aspek yang sangat menarik adalah sistem zonasi karena terbukti bisa memudahkan pelayanan dan penanganan permasalahan yang muncul seperti penanganan jemaah tersasar, atau mungkin tidak tahu jalan,” ujar Ketua PPIH Endang Jumali. 
Untuk layanan akomodasi di Madinah, akan mengupayakan peningkatan presentase penyewaan hotel full musim. Sedangkan selama di Mina, PPIH mengusulkan agar tahun mendatang Muassasah dapat melengkapi instalasi listrik di tenda arafah dengan memisahkan instalasi listrik pemerintah dan diesel dan menyiapkan lampu emergency. 
Pada Satuan Operasional Armuzna, ke depan perlu mengajukan ijin kepada instansi terkait di Arab Saudi agar kendaraan ambulance dan armada pengantar jemaah tersesat bisa beroperasi di Mina.
Sedangkan untuk layanan transportasi udara akan dilakukan penjajakan pengusulan jadwal pendaratan (slot time) maskapai pengangkut jemaah haji kepada General Authority Civil Aviation (GACA). Dikarenakan kepastian jadwal memiliki peran yang sangat besar dalam menunjangan kelancaran layanan akomodasi dan konsumsi khususnya di Madinah. 
Sementara aspek SDM petugas PPIH akan dilakukan penguatan pada setiap daerah kerja termasuk penguatan pada Satuan Operasional Armuzna. Penguatan SDM ini dengan melakukan reposisi struktur organisasi.