loading...

Sunday 30 August 2020

Bantuan Pesantren Mulai Cair, Menag Serahkan ke Pesantren NU di Jakarta



Bantuan operasional pondok pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan mulai cair.

Hal ini secara simbolis ditandai penyerahan bantuan oleh Menteri Agama Fachrul Razi ke sejumlah pesantren Nahdlatul Ulama (NU) yang diwakili oleh RMI PBNU dan Satgas Covid-19 PBNU.

Acara penyerahan bantuan berlangsung di Ponpes Ekonomi Darul Ukhuwah Kedoya. Pondok pesantren ini dipimpin oleh KH. Marsudi Suhud, yang juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Penyerahan bantuan bersamaan dengan Peringatan Tahun Baru Islam 1442H. "Semoga bantuan ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Bantuan ini menjadi bagian perhatian Pemerintah terhadap pondok pesantren yang jumlahnya ribuan," ujar Menag di Jakarta, Sabtu (29/08) malam.

"Saya memberikan apresiasi kepada pesantren yang telah banyak menyebarluaskan tentang protokol kesehatan. Misalnya jangan keluar dari tempat yang terkena wabah dan jangan masuk ke daerah yang terkena wabah," sambung Menag.

Menag berharap, seluruh pondok pesantren di Indonesia, khususnya pesantren di bawah naungan NU tetap memperhatikan protokoler kesehatan dalam menjalani proses pembelajaran. Pesantren diharapkan tetap menjaga pola hidup sehat bagi para santri-santriwati. 

"Mari saling berdoa, menjaga diri, dan menciptakan suasana optimisme di pesantren agar Indonesia segera terbebas dari covid 19," pesan Menag.

Menag menyatakan bahwa dirinya sebelum Covid 19 melanda, sering berkunjung ke Pondok Pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Tidak hanya itu, saya juga berkunjung ke PWNU Jatim dan Jawa Tengah," ujar Menag.

Hadir mendampingi Menag, Kevin Haikal selaku Staf Khusus Menteri Agama menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bentuk sinergitas antara pemerintah dengan ormas keagamaan.

"Kementerian Agama ingin terus melakukan sinergi dengan NU, sebagai organisasi terbesar di Indonesia dan dunia. Apalagi, pondok-pondok pesantren binaan PBNU yang tersebar bukan hanya di pulau jawa, sangat besar kontribusinya untuk negara kita, jauh sejak sebelum kemerdekaan Indonesia," ujar Kevin.

Kementerian Agama menerima amanah berupa anggaran sebesar Rp2,599 triliun untuk membantu pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan Islam di masa pandemi Covid-19. Anggaran ini disalurkan dalam bentuk Bantuan Operasional (BOP) untuk 21.173 pesantren.

Jumlah ini terdiri dari 14.906 pesantren dengan kategori kecil (50-500 santri) yang mendapat bantuan sebesar Rp25juta. Lalu ada 4.032 pesantren kategori sedang (500-1.500 santri), yang akan mendapat bantuan Rp40juta.

Bantuan juga akan diberikan kepada  2.235 pesantren kategori besar dengan santri di atas 1.500 orang. Nilai bantuannya adalah Rp50juta. Karena jumlahnya banyak, bantuan operasional ini dicairkan secara bertahap. Untuk tahap pertama, bantuan operasional yang dicairkan sejumlah  Rp.930.835.000.000,-.

Bantuan tersebut diperuntukkan bagi  9.511 pondok pesantren, 29.550 Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT), 20.124 LPTQ/TPQ, dan bantuan pembelajaran daring bagi 12.508 lembaga.

Termasuk tahap ini adalah bantuan operasional yang diberikan oleh Menag Fachrul Razi kepada Pesantren Darul Ukhuwwah Kedoya. Selain bantuan operasional, Kemenag juga akan memberikan bantuan pembelajaran daring kepada 14.115 lembaga.

“Masing-masing lembaga akan mendapat Rp15juta, namun diberikan per bulan Rp5juta selama tiga bulan," tandasnya.

Selain pesantren, bantuan juga akan disalurkan sebagai BOP untuk 62.153 Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT). Masing-masing MDT akan mendapat Rp10juta. Bantuan juga diberikan untuk 112.008 Lembaga Pendidikan Al Qur'an (LPQ). Masing-masing LPQ akan mendapat bantuan Rp10juta.

Ikut hadir dalam acara, Direktur Pondok Pesantren Kemenag RI - Waryono, Lembaga Asosiasi Pesantren NU, Ketua Satgas Covid19 NU, Ketua LazisNU, KH. Mujib Qulyubi dari Syuriyah PBNU, Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta serta para kyai, tokoh dan tamu undangan lainnya.

Monday 24 August 2020

Kemenag Rilis Hasil Ujian Masuk PTKIN 2020, Cek Di Sini


Kementerian Agama telah mengumumkan hasil Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UMPTKIN) 2020. UMPTKIN merupakan sistem seleksi nasional calon mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).

"Hasil UMPTKIN 2020 sudah diumumkan pada 24 Agustus 2020," tegas Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani (Dhani) di Jakarta, Selasa (25/08).

"Untuk mengecek kelulusan, panitia menyediakan laman yang bisa diakses di alamat: https://pengumuman.um-ptkin.ac.id/," sambungnya.

UMPTKIN digelar serentak oleh panitia pelaksana lintas kampus yang ditetapkan Menteri Agama. Tahun ini,  UIN Sunan Gunung Jati Bandung dan UIN Raden Intan Lampung dipercaya sebagai koordinator. 

Dhani mengatakan, ada 135.444 calon mahasiswa yang melakukan registrasi UMPTKIN 2020. Namun, pendaftar yang berhak mengikuti ujian dan ditetapkan panitia sebanyak 132.929. 

Jumlah ini lebih banyak dibanding dua tahun sebelumnya. Tahun 2018, tercatat 103.444 pendaftar UMPTKIN, sementara 2019 sebanyak 122.981 pendaftar.

Dari 132.929 calon mahasiswa yang tahun ini ingin masuk UIN, IAIN, dan STAIN, terdiri dari 45.924 laki-laki dan 87.005 perempuan. Sebanyak 9.769 dengan peminatan rumpun IPA, dan rumpun IPS 123.160 mahasiswa.

"Dari laporan panitia, tren kenaikan ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk masuk ke perguruan tinggi Islam sebagai wujud kepercayaan terhadap kualitas dan mutu lulusanya selama ini,” ujarnya. 

Dhani melanjutkan, karena pandemi Covid-19, UMPTKIN digelar secara daring (dalam jaringan). Berdasarkan rekapitulasi Sistem Seleksi Elektronik (SSE), sebanyak 118.414 jumlah peserta yang mengikuti ujian dari 132.929 peserta yang berhak. "Artinya, tingkat partisipasi peserta mengikuti ujian sebanyak 89,08 persen,” ujar Ramdhani.

Menurut Dhani, Program Studi yang paling diminati ialah Hukum Ekonomi Syariah UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Pada urutan berikutnya secara berurutan adalah Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya, Jurusan Farmasi UIN Alauddin Makassar, Manajemen Keuangan Syariah UIN Sunan Gunung Jati Bandung, dan terakhir Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 

Sedangkan tiga besar kategori kampus UIN, yang paling banyak diminati pendaftar adalah UIN Alauddin Makassar (24.4649 peminat), UIN Jakarta (24.406), dan UIN Sunan Gunung Jati Bandung (23.998). 

Untuk kategori IAIN, kampus yang paling banyak peminatnya ialah IAIN Tulung Agung, IAIN Surakarta dan IAIN Jember.  Untuk STAIN, yang paling diminati ialah STAIN Majene, STAIN Bengkalis dan STAIN Gajah Putih Takengon.