loading...

Tuesday 26 September 2017

Kisah Nabi Musa Ingin Melihat Keadilan Tuhan, Masihkah Anda Ragu?

Kebanyakan manusia tidak puas dengan apa yang ditimpanya terutama dengan kehidupannya, ia merasa bahwa Tuhan Yang Maha Esa telah berlaku tidak adil pada dirinya. Banyak orang yang bekerja hanya dengan duduk saja bisa mendapat harta yang banyak, tetapi dirinya yang sudah bekerja begitu keras masih saja berada dalam kesusahan.

Dari situ kita sadari bahwa memang untuk memahami keadilan Tuhan sangat sulit bagi kita. Mengingat manusia merupakan mahluk yang kemampuannya terbatas, sedangkan Tuhan pencipta alam semesta ini memiliki ilmu yang tak ada batasnya. Dia Melihat sesuatu secara utuh dan menjalankan Keadilan-Nya sesuai dengan Ilmu-Nya. Lalu bagaimana manusia akan bisa memahami keadilan-Nya?

Jawabannya ada dalam kisah Nabi Musa yang penasaran terhadap keadilan Tuhan-nya.

Kisah Nabi Musa dan 3 Orang



Sumber: Dok. pribadi
Dikisahkan, Nabi Musa pernah bermunajat kepada tuhannya di atas bukit Thur bahwa dia ingin melihat keadilan Tuhannya. Tetapi Tuhannya menjawab "Engkau tidak akan bisa sabar melihat keadilan-Ku." Nabi Musa pun menjawab "Aku akan bersabar dengan taufik-Mu"

Lalu Tuhan mengiyakan dan menyuruh Musa untuk bersembunyi dibalik mata air yang deras dipadang pasir. Tugas Nabi Musa hanya melihat saja, tidak lebih, tidak perlu menanggapi dan tidak perlu pecahkan solusi.

Tak lama kemudian datang orang pertama menunggangi kuda, dia membawa kantong yang berisi uang sebanyak 1000 dinar, tetapi orang tersebut tidak tahu untuk apa dia membawa uang. Dia kemudian menyimpan kantong yang berisi uang tadi lalu berwudu dan melaksanakan salaah. Setelah selesai dia kemudian beranjak pergi tetapi ia lupa tidak membawa kantongnya.

Kemudian datanglah seorang anak kecil (belum baligh) menghampiri mata air tadi dan dia menemukan kantong yang ketinggalan tadi. Tanpa pikir panjang anak kecil tadi lalu mengambil kantong uang tersebut dan langsung pergi.

Setelah itu datanglah orang ketiga, seorang kakek tua yang matanya buta datang ke mata air tersebut untuk minum. Kemudian datanglah orang pertama tadi untuk membawa kantong uang yang tertinggal tadi, tetapi dia tidak menemukannya selain melihat kakek tua yang buta yang sedang minum.

Lalu orang pertama bertanya kepada kakek tua, "apakah kau mengambil uangku?" Kakek menjawab, "Aku buta mana mungkin aku membawa uangmu."

Tetapi orang pertama tadi tidak mempercayai perkataan kakek yang buta tersebut kemudian dia membunuhnya dan mencari kantong uang miliknya tetapi dia tidak menemukan apa yang dia cari, lalu kemudian dia pergi meninggalkan kakek dalam keadaan meninggal.

Menurut kalian dari tiga tokoh diatas mana yang salah dan mana yang benar? Tentu jawabannya yang salah adalah seorang anak kecil, jika dia tidak mengambil kantong tersebut maka kakek tua tadi mungkin tidak akan dibunuh. Dan kakek benar, memang bukan dia yang mengambil kantong tersebut.

Tetapi dengarlah penjelasan Tuhan kepada Musa. Musa berkata, "Ya Tuhanku, kesabaranku benar-benar habis dan Engkau benar-benar Dzat yg Maha Adil, maka berilah saya pengetahuan dan penjelasan bagaimana semua ini bisa terjadi ?"Jibril pun diperintah untuk menjelaskan semuanya.

Jibril berkata, "Hai Musa, Tuhan berfiman: Aku mengetahui semua rahasia dan lebih mengetahui dari pada yg kamu ketahui. Adapun anak kecil yg mengambil kantong uang tersebut, sebenarnya ia hanya mengambil hak miliknya sendiri. Karena orang tua anak kecil tersebut adalah orang upahan laki-laki penunggang kuda itu. Upah yang harus diterimanya terkumpul dalam jumlah uang yg terdapat didalam kantong yang di bawa laki-laki penunggang kuda itu dan upah tersebut belum terbayar. Anak itu hanya mengambil haknya.

Adapun laki2 tua yg buta itu, adalah orang yang telah membunuh ayah dari penunggang kuda tersebut ketika ia belum buta. Aku telah mengambil hukum Qishash dan menyampaikan hak kepada setiap orang yang berhak menerimanya. Keadilan Kami sangat lembut." setelah Musa. Mengetahui hal tersebut, Ia bingung dan mohon ampun kepada Allah SWT.

Pelajaran yang dapat diambil dari kisah diatas adalah bahwa Tuhan selalu berlaku adil kepada semua makhluk ciptaannya dan dari kisah diatas hanya baru satu kejadian. Belum lagi keadilan untuk kita, teman kita, orang tua kita dan orang lain yang jumlahnya sekian banyak, semuanya telah diatur oleh Sang Pencipta.

Pelajaran lain dari kisah diatas, hendaknya kita bersabar dengan fasilitas yang telah Tuhan berikan, meski fasilitas itu masih dirasa kurang, tetapi hendaknya kita bersyukur atas nikmat hidup yang telah Dia berikan.

Jadi intinya jika kita ingin merasakan keadilan Tuhan maka hendaknya kita bersabar.

No comments:

Post a Comment